OKSIDENTALISME DAN GLOBALISASI
Pengertian
:
Oksidentalisme adalah kajian kebaratan atau suatu kajian
komprehensif dengan meneliti dan merangkum semua aspek kehidupan masyarakat
Barat. Walau
istilah oksidentalisme adalah antonim dari Oreantalisme, tapi di sini ada
perbedaan lain, oksidentalisme tidak memiliki tujuan hegemoni dan dominasi
sebagaimana orientalisme. Tetapi, para oksidentalis hanya ingin merebut kembali
ego Timur yang telah dibentuk dan direbut Barat.
Oksidentalisme merupakan
arah kajian baru dalam menghadapi hegemoni keilmuan barat. Istilah yang
ditenarkan oleh Hassan Hanafi ini berusaha mengkaji barat dalam kacamata timur,
sehingga ada keseimbangan dalam proses pembelajaran antara kulon dan wetan.
Dorongan melakukan kajian budaya Barat itu ada dalam dua
arah: pertama,untuk memahami secara kritis budaya Barat itu sendiri, dan kedua,
untukmembantu menghilangkan situasi saling salah paham antara Barat danTimur.
Tujuan :
Untuk mempelajari akar kemajuan bangsa-bangsa barat, memfilternya
dan menerapkanya di dunia timur hingga timur keluar dari keterbelakangannya.
Selain itu Oksidentalisme diharapkan mampu menghilangkan kecurigaan yang tidak
mendasar terhadap barat yang terus mengendap dipikiran orang timur.
Signifikansi
Oksidentalisme :
1.
Globalisasi
2.
Kebutuhan setiap agama
Metode
:
1.
Dengan pendekatan
ilmiah ( historis, arkeologis,
filologis, sosiologis, fenomenologis, dll )
2.
Dengan pendekatn doktriner / dogmatis.
Kedua pendekatan tersebut dikenal dengan
religio-scientific / scientific-cum-doktriner / ilmiah-agamis.
ISLAM DI MATA PAKAR YAHUDI
1.
SOLOMON DAVID GOITEIN
- Seorang
ketua jurusan Ketimuran ( The School of Oriental Studies ) pada Univ.Hebrew di
Jerussalem.
- Seorang
Oriental Yahudi terkemuka di Israel.
- Bukunya
berjudul : Jews and Arab : Their Contact Through the Age, ( New
York : Scholen Book, 1955 )
Beberapa pendapatnya tentang Islam :
1.Awalnya dia menolak mitos yang
mengatakan bahwa bangsa Yahudi pada mulanya berasal dari suku Arab.
2.Bagi Goitein Islam adalah imitasi
dari Yahudi.
3.Bahkan ia selalu menghimbau kepada
setiap pengkaji Islam agar menerima asumsi tentang imitasi tersebut, dengan
beberapa alasan :
a. Sebagian besar kesalehan monastik
yang tercakup dalam al-Qur’an dalam beberapa bentuk sudah ada pada agama Yahudi
seperti : berzikir dan berdo’a yang disebut beberapa kali dalam Zabur dan
memainkan peran sangat penting, bersujud adalah ciri utama peribadatan Yahudi
sampai abad ke-2.
b. Dengan membandingkan antara agama
Yahudi Rabbinik yang berdasarkan kitab Talmud, dengan Islam klasik di kalangan
fuqaha ortodok, banyak fakta mengejutkan dari kesamaan sistem dan kemiripan
dari kedua agama tersebut, yaitu :
- Adanya hukum dari Tuhan yang mengatur secara rinci
semua aspek kehidupan. Dalam Yahudi disebut dengan halakha yang dalam
bahasa Arab disebut dengan syari’ah.
- Hukum agama juga ada yang bersumber dari tradisi
lisan (hadist), yang secara otoritatif melengkapi dan menafsirkan hukum
tertulis.
- Tradisi lisan tersebut terbagi kepada dua, yang bercorak hukum
dan moral.
- Syari’ah dan Halakha dikembangkan oleh kelompok ulama yang
bebas dan tidak terorganisasikan.
- Dalam Islam dan Yahudi dikenal sistem mazhab.
- Penalaran logik yang diterapkan dalam pengembangan agama
keduanya secara garis besar identik.
- Bagi kedua agama, kajian terhadap hal yang menyangkut
hukum dinilai sebagai ibadah.
- Hukum agama di kalangan muslim berkembang terutama di
Irak, sebelumnya adalah tempat pusat kajian agama Yahudi yang ternama.
Terlepas dari apa yang disebutkan di atas,
pertempuran-pertempuran yang terjadi dan dengan mudah dimenangkan Muhammad saw,
menurut Goitein telah ditetapkan berabad-abad sebelumnya di bukit Judea
Dalam bukunya tersebut, ia juga dengan terus terang mengakui keberadaan Yahudi
di bawah kekuasaan Muslim justru lebih baik dibandingkan kaum Yahudi di Eropa,
hal ini men.nya karena Islam mengatur cara bersikap dengan kaum minoritas,
walaupun ia belum puas dengan prinsip tersebut, ia masih mengutuk sikap
negara-negara Islam karena ia merasa bangsa Yahudi belum merasakan keadilan
secara hukum perdata.
2. Moritz Steinschneider
Adalah seorang Yahudi kelahiran Jerman, menulis buku “Introduction to the
Arabic Literature of the Jews” Beberapa pendapatnya
:
1.
Simbiosis Yahudi-Jerman dengan Yahudi-Arab sama-sama
mempunyai arti penting, tetapi simbiosis Yahudi-Arab lebih berpengaruh besar
karena keduanya saling mempengaruhi.
2.
Islam berasal dari agama Yahudi, Islam adalah pembaharuan
dan pengembangan dari Yahudi, sebagaimana bahasa Arab yang erat kaitannya
dengan bahasa Ibrani.
3. Herman Cohen
Seorang Yahudi yang menulis dengan bahasa Jerman pada abad 19-20 dalam bukunya “Germanism
and Judaism” . Ia berpendapat, belum pernah terjadi suatu simbiosis yang
begitu dekat dan bermanfaat seperti simbiosis Yahudi-Arab pada abad
pertengahan.
Comments
Post a Comment