AJARAN TENTANG IMAN KEPADA MALAIKAT
DISUSUN
OLEH :
1.
Aprilia
Pramita : 140403101
FAKULTAS
DAKWAH PRODI MANAJEMEN DAKWAH
UNIVERSITAS
ISLAM NEGRI AR-RANIRY
DARUSSALAM,
BANDA ACEH
2016
KATA PENGANTAR
Dengan rahmat dan hidayah Allah SWT, penulis dapat menyelesaikan
makalah sederhana ini yang tak pernah lepas dari segala kekurangan dan
kesalahan. Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas yang telah dibebankan kepada
mahasiswa, Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Darussalam, Banda Aceh dan untuk menjalankan
kewajiban yang telah ditentukan oleh Allah Yang Maha Esa yaitu Menuntut Ilmu.
Penulis menyadari, dalam penyelesaian makalah sederhana ini masih banyak
terdapat kekurangan, kesalahan, dan kelemahaan, karena itu sumbangan fikiran,
kritik atau tanggapan dari rekan-rekan sangat penulis harapkan untuk perbaikan
pada pembuatan makalah berikutnya. Akhirnya, dengan tulus hati penulis
mengucapkan terima kasih kepada rekan-rekan kelompok yang telah bekerja sama
dan bertukar fikiran, juga kepada semua pihak yang telah membantu dalam proses
penyelesaian makalah sederhana ini. Kepada Allah SWT, penulis mohon taufiq dan
hidayah-Nya semoga makalah sederhana ini bermanfaat dan semoga senantiasa dalam
keridhaan –Nya. Amin.
Banda Aceh,20 Januari 2016
P e n u l i s
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Malaikat adalah makhluk ghaib yang diciptakan Allah dari cahaya,
senantiasa menyembah Allah, tidak pernah mendurhakai perintah Allah serta
senantiasa melakukan apa yang diperintahkan kepada mereka. Dalam bab ini, kita akan
membahas tentang Iman kepada Malaikat. Rukun akidah yang kedua setelah iman
kepada Allah, adalah iman kepada adanya malaikat. Iman kepada malaikat lebih
didahulukan daripada iman kepada nabi dan rasul, hal ini dikaitkan dengan salah
satu fungsi utama malaikat, yaitu sebagai penyampai wahyu Allah kepada
nabi-Nya. Salah satu dalil untuk mengetahui keberadaan malaikat adalah melalui
berita yang mutawatir (akurat), dan satu-satunya berita yang paling akurat
adalah berita yang dibawa Nabi Muhammad SAW, yaitu Al Qur’an. Dalam Al Qur’an
masalah malaikat disebutkan lebih dari 75 kali, tersebar dalam 33 surat .
Malaikat adalah kekuatan-kekuatan yang patuh, tunduk dan taat pada
perintah serta ketentuan Allah SWT. Malaikat berasal dari kata malak bahasa
arab yang artinya kekuatan. Dalam ajaran agama islam terdapat 10 malaikat yang
wajib kita ketahui dari banyak malaikat yang ada di dunia dan akherat yang
tidak kita ketahui. Iman kepada malaikat adalah bagian dari Rukun Iman. Iman
kepada malaikat maksudnya adalah meyakini adanya malaikat, walaupun kita tidak
dapat melihat mereka, dan bahwa mereka adalah salah satu makhluk ciptaan Allah.
Allah menciptakan mereka dari cahaya. Mereka menyembah Allah dan selalu taat
kepada-Nya, mereka tidak pernah berdosa. Tak seorang pun mengetahui jumlah
pasti malaikat, hanya Allah saja yang mengetahui jumlahnya. Walaupun manusia
tidak dapat melihat malaikat tetapi jika Allah berkehendak maka malaikat dapat
dilihat oleh manusia, yang biasanya terjadi pada para Nabi dan Rasul. Malaikat selalu
menampakan diri dalam wujud laki-laki kepada para nabi dan rasul. Seperti
terjadi kepada Nabi Ibrahim.
B.
Rumusan Masalah
1. Bagaimana kita mengimani malaikat?
2. Apa tugas malaikat ?
3. Apa sifat yang dimiliki malaikat?
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Iman Kepada Malaikat
Maksud iman kepada malaikat adalah mengimani bahwa mereka adalah
perantara antara Allah dan rosulnya, dalam menurunkan kitab- kitab-Nya dan
menyampaikan perintah dan larangannya. Mereka adalah utusan Allah kepada para
Rosul-Nya. Oleh karena itu, barang siapa yang tidak mengimani mereka maka ia
kafir terhadap kitab-kitab dan para rosul-Nya . Bahwa sudah menjadi keharusan
bagi setiap umat Islam yang mengaku beriman, untuk meyakini keberadaan
malaikat. Karena apabila seorang muslim tidak mengimani malaikat dan memusuhi
malaikat maka mereka juga seorang muslim itu juga akan menjadi musuh Allah.
Firman Allah dalam Q.S. Al-Baqarah Ayat 98:
مَنْ كَانَ عَدُوًّا لِلَّهِ
وَمَلَائِكَتِهِ وَرُسُلِهِ وَجِبْرِيلَ وَمِيكَالَ فَإِنَّ اللَّهَ عَدُوٌّ
لِلْكَافِرِينَ
Artinya:
“Barang
siapa yang menjadi musuh Allah, malaikat-malaikat-Nya, rasul-rasul-Nya, Jibril
dan Mikail, maka sesungguhnya Allah adalah musuh orang-orang kafir.”
Tafsiran:
1.
Tafsir
Jalalayn
(Barang siapa
yang menjadi musuh Allah, malaikat-malaikat-Nya, rasul-rasul-Nya dan Jibril)
ada yang membaca Jibriil ada pula yang membaca Jabriil atau Jabrail (dan
Mikail) diathaf atau dihubungkan kepada malaikat dari jenis mengathafkan yang
khas kepada yang umum. Ada pula yang membaca Mikail yaitu dengan hamzah serta
ya dan ada pula Mikail dengan tambahan hamzah saja, (maka sesungguhnya Allah
menjadi musuh bagi orang-orang yang kafir"). Orang itu ditempatkan pada
suatu posisi untuk menyatakan keadaannya.[1]
2.
Tafsir
Quraish Shihab
Barangsiapa
yang menjadi musuh bagi Jibrîl, Mikâ'îl, rasul dari jenis malaikat, atau
rasul-rasul Allah yang tidak akan melakukan atau menyampaikan apa pun kecuali
apa yang diperintahkan oleh-Nya, maka dengan begitu ia akan menjadi musuh bagi
Allah dan kafir terhadap-Nya. Allah adalah musuh bagi orang-orang kafir.[2]
B.
Tugas-Tugas Malaikat
Pengetahuan
manusia tentang malaikat terbatas pada keterangan yang diungkapakan dalam
Alquan dan Hadist Rasul. Iman kepada malaikat akan memberikan pengaruh kejiwaan
yang cukup besar, seperti kejujuran, ketabahan, dan keberanian. Adapun
tugas-tugas malaikat sebagaimana di jelaskan dalam Alquran. Jumlah malaikat
sangat banyak, tidak terhingga dan hanya Allah yang mengetahuinya. Mereka
memiliki tugas dan pangkat yang berbeda satu sama lain. Sebagian dari mereka
disebut namanya, dan sebagian lainnya disebutkan tugasnya saja.
Firman Allah dalam Q.S Al-An’am Ayat
61:
وَهُوَ الْقَاهِرُ فَوْقَ عِبَادِهِ ۖ
وَيُرْسِلُ عَلَيْكُمْ حَفَظَةً حَتَّىٰ إِذَا جَاءَ أَحَدَكُمُ الْمَوْتُ
تَوَفَّتْهُ رُسُلُنَا وَهُمْ لَا يُفَرِّطُونَ
Artinya:
“Dan Dialah yang mempunyai kekuasaan tertinggi
di atas semua hamba-Nya, dan diutus-Nya kepadamu malaikat-malaikat penjaga,
sehingga apabila datang kematian kepada salah seorang di antara kamu, ia
diwafatkan oleh malaikat-malaikat Kami, dan malaikat-malaikat Kami itu tidak
melalaikan kewajibannya.”
Tafsiran:
1. Tafsir Buya
Hamka
Dan Dialah yang mempunyai kekuasaan tertinggi) kekuasaan yang maha
tinggi (di atas semua hamba-Nya dan diutus-Nya kepadamu malaikat-malaikat
penjaga) yaitu para malaikat yang mencatat semua amal perbuatanmu (sehingga
apabila datang kepada salah seorang di antara kamu kematian, ia diwafatkan) di
dalam qiraat lainnya dibaca tawaffahu (oleh utusan-utusan Kami) yakni para
malaikat yang ditugaskan untuk mencabut arwah-arwah (dan mereka itu tidak
melalaikan kewajibannya) tidak pernah berlaku sembrono terhadap apa yang telah
diperintahkan kepada mereka untuk dilakukannya.[3]
2. Tafsir Ibnu
Katsir
Dia yang menaklukkan hamba-hamba-Nya dengan kekuasaan-Nya, dan yang
mengutus malaikat- malaikat-Nya untuk menghitung perbuatan-perbuatan kalian
sampai datang ajal dari masing-masing orang di antara kalian. Lalu nyawanya
akan dicabut oleh malaikat-malaikat Kami yang Kami utus khusus untuk itu.
Malaikat-malaikat itu tidak pernah melalaikan tugas yang dilimpahkan kepada
mereka.[4]
Diantara nama-nama dan tugas-tugas
malaikat adalah sebagai berikut:
1.Malaikat Jibril: bertugas menyampaikan wahyu kepda para
nabi dan rasul, sejak nabi Adam sampai dengan Rasul Nabi Mmuhammad. Nama lain
dari Jibril adalah Ruhul Quds (Q.S. An-Nahl:102) dan Ruh al-Amin (Q.S.
Asy-Syuara:193).
2.Malaikat Mikail: mengatur pembagian rizki kepada seluruh
mahluk, seperti: makanan, minuman, dan menurunkan hujan.
3.Malaikat Israfil: bertugas meniup sangkakala pada hari
kiamat dan hai kebangkitan (Q.S. Al-Haqqah:13-16, Q.S. Az-Zumar:68, Q.S.
Ibrahim:48).
4.Malaikat Izrail: malaikat maut bertugas mencabut nyawa
manusia dan seluruh mahluk hidup lainnya.
5.Malaikat Raqib dan Atid: bertugas mencatat seluruh tingkah
laku, perbuatan manusia. Raqib untuk yang baik, dan Atid untuk yang jahat (Q.S.
Qaf: 16-18).
6.Malaikat Munkar dan Nakir: bertugas memberikan
pertanyaan-pertanyaan pada setiap manusia, di alam kubur.
7.Malaikat Malik: bertugas sebagai penjaga neraka dan
meminpin para malaikat menyiksa penghuni neraka (Q.S. At-Tahrim:6, Q.S.
Al-Zukhruf: 77).
8.Malaikat Ridwan: bertugas sebagai penjaga surge (Q.S.
Ar-Ra’d:23-24).
C.
Sifat yang Dimiliki Malaikat
Firman Allah
dalam Q.S Al-A’raf Ayat 206:
إِنَّ الَّذِينَ عِنْدَ رَبِّكَ لَا يَسْتَكْبِرُونَ
عَنْ عِبَادَتِهِ وَيُسَبِّحُونَهُ وَلَهُ يَسْجُدُونَ ۩
Artinya:
“Sesungguhnya
malaikat-malaikat yang ada di sisi Tuhanmu tidaklah merasa enggan menyembah
Allah dan mereka mentasbihkan-Nya dan hanya kepada-Nya-lah mereka bersujud.”
Tafsiran:
1. Tafsir An-Nur
(Sesungguhnya mereka yang berada di sisi Tuhanmu) yakni
malaikat-malaikat-Nya (tidaklah merasa enggan) tidak takabur (untuk menyembah
Allah dan mereka bertasbih kepada-Nya) menyucikan-Nya dari hal-hal yang tidak
layak menjadi sifat-Nya (dan hanya kepada-Nyalah mereka bersujud) mereka secara
khusus tunduk dan bersujud hanya kepada-Nya, maka jadilah kamu sekalian seperti
mereka.[5]
2. Tafsir Sahih Ibnu Katsir
Sesungguhnya orang yang dekat dengan Tuhanmu karena penghormatan
dan perkenan-Nya, tidak menyombongkan diri dan lalai beribadah. Mereka
menyucikan Allah dari sifat-siafat yang serba tidak layak untuk-Nya.[6]
a)
Sayap Para Malaikat
Allah menciptakan para malaikat dan menjadikan mereka
bersayap. Sayap para Malaikat berbeda-beda dari sisi jumlah dan besarnya. Allah
menjelaskan dalam QS Fathir ayat 1,
Yang dimaksud Allah menambahi dalam penciptaan apa yang Dia
kehendaki sebagaimana dalam ayat di atas adalah menambah jumlah malaikat dan
menambah jumlah sayap malaikat, sebagaimana yang Dia inginkan.
Dari
Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu beliau mengatakan bahwasanya Muhammad
shallallahu ‘alaihi wa sallam melihat malaikat Jibril memiliki 600 sayap.” (HR
Muslim) Dalam riwayat Ahmad dinyatakan bahwa satu sayap malaikat Jibril itu
sudah bisa menutupi ufuk.
b)Para
malaikat tidaklah makan tidak pula minum. Tidak menikah, dan tidak pula
berketurunan.
“Maka tatkala dilihatnya tangan mereka tidak menjamahnya,
Ibrahim memandang aneh perbuatan mereka, dan merasa takut kepada mereka.
Malaikat itu berkata, “Jangan kamu takut, sesungguhnya kami adalah yang diutus
kepada kaum Luth.”[7]
Diriwayatkan dari Said bin Musayyib, beliau metakan bahwa
para malaikat itu bukan laki-laki dan bukan perempuan, tidak makan, tidak
minum, tidak menikah dan tidak berketurunan.
c)
Malaikat juga mendengar, melihat, dan berbicara.
Terdapat banyak dalil yang menunjukkan bahwa para malaikat
itu berdialog dengan Allah subhanahu wa ta’ala. Dalilnya, “Ingatlah ketika
Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan
seorang khalifah di muka bumi.” Mereka berkata, “Mengapa Engkau hendak
menjadikan di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan
menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan
mensucikan Engkau?” Tuhan berfirman yang artinya, “Sesungguhnya Aku mengetahui
apa yang tidak kamu ketahui.”[8]
Ayat ini menunjukkan bahwa para malaikat berbicara kepada
Allah dan Allah pun mengajak bicara dengan mereka. Para malaikat mendengar
firman Allah dan hal tersebut menyebabkan mereka pingsan.
Malaikat juga berbicara dengan manusia baik pada saat dalam
rupa aslinya atau pun ketika berwujud manusia. Ketika dalam wujud manusia, maka
orang yang diajak bicara oleh malaikat pun bisa menyaksikan rupa malaikat
tersebut sebagaimana dalam hadits Jibril. Terkadang pula Nabi bisa melihat
malaikat, namun para shahabat yang berada di sekelilingnya tidak bisa
melihatnya.
Diantara dalil hal tersebut adalah saat Nabi berkata kepada
isterinya Aisyah, “Ini Malaikat Jibril, dia mengucapkan salam untukmu. Aisyah
pun mengatakan engkau bisa melihat apa yang tidak bisa kami lihat.” (HR Bukhari
dan Muslim)
d) Malaikat
tidak pernah merasa capek dan bosan
Pada surat Al- Anbiya: 20, Mereka selalu bertasbih malam dan
siang tiada henti-hentinya”. Dan pada QS. Fushillat : 38, yang berbunyi sebagai
berikut :
“Jika
mereka menyombongkan diri, Maka mereka (malaikat) yang di sisi Tuhanmu
bertasbih kepada-Nya di malam dan siang hari, sedang mereka tidak jemu-jemu.”
(Fushillat:38)
e)
Para malaikat juga merasakan kematian
Terdapat banyak dalil yang menunjukkan bahwa semua makhluk
hidup tak terkecuali malaikat itu akan merasakan kematian. Diantaranya adalah :
- “Janganlah kamu sembah di samping Allah, tuhan apapun yang lain. Tidak ada Tuhan melainkan Dia. Tiap-tiap sesuatu pasti binasa, kecuali Allah. Bagi-Nyalah segala penentuan, dan hanya kepada-Nyalah kamu dikembalikan.”[9]
- “Semua yang ada di bumi itu akan binasa.” (QS Ar-Rahman: 26).
f) Karakter
kejiwaan para malaikat terjaga dari maksiat
Allah menciptakan para malaikat dan memberikan tugas besar
untuk mereka. Oleh karena itu malaikat ma’shum (terjaga) dari tindak maksiat,
sehingga tatanan alam semesta ini tidak mengalami ketimpangan. Allah berfirman
yang artinya, “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu
dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu, penjaganya
malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa
yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang
diperintahkan.” (QS at-Tahrim: 6),
“Mereka itu tidak
mendahului-Nya dengan perkataan dan mereka mengerjakan perintah-perintahNya.”[10]
Jawaban tentang hal ini sebagaimana yang disampaikan Syaikh
Syinqiti dalam tafsirnya. Beliau mengatakan, “Meskipun para malaikat adalah
makhluk yang mulia dan memiliki kedudukan tinggi di sisi Allah, akan tetapi
seandainya ada seorang malaikat yang mengaku sebagai ilah selain Allah tentu
akan Allah siksa dengan api neraka. Kita semua mengetahui bahwasanya
pengandaian itu mungkin terjadi dan adapula pengandaian yang tidak mungkin
terjadi. Ayat yang semisal ini yang berisikan pengandaian yang tidak mungkin
terjadi adalah dalam surat az-Zumar 65 yang artinya, “Dan sesungguhnya telah
diwahyukan kepadamu dan kepada yang sebelummu. “Jika kamu mempersekutukan , niscaya
akan hapuslah amalmu dan tentulah kamu termasuk orang-orang yang merugi. Hal
ini sebenarnya tidak perlu dibingungkan mengingat iblis bukanlah malaikat
menurut pendapat yang benar. Ada juga yang meneruskan hal ini dengan Harut dan
Marut yang mengajarkan sihir kepada banyak orang. Hal ini sebenarnya tidak
perlu dipermasalahkan jika kita menyadari bahwasanya apa yang dilakukan oleh
Harut dan Marut itu atas perintah Allah sebagai cobaan dan ujian bagi manusia.
BAB III
PENUTUP
1.
Kesimpulan
a. Malaikat terkadang disebut
Al- mala, Al-ala (kelompok tertinggi) adalah makhluk tuhan yang diciptakan dari
an- nur(cahaya).
b. Maksud iman kepada malaikat
adalah mengimani bahwa mereka adalah perantara antara Allah dan rosulnya, dalam
menurunkan kitab- kitabNya dan menyampaikan perintah dan larangannya.
c. Perilaku beriman kepada
malaikat, seperti: berkata jujur, menepati janji dan menjaga amanah.
DAFTAR PUSTAKA
Terjemah
Al-Quranul Karim
Bahrun Abu Bakar, Tafsir Ibnu Katsir Juz II,(Bandung: Sinar Baru Algesindo, 2000).
MA Ghoffar, AI al-Atsari,Tafsir Ibnu Katsir Jilid I, (Jakarta: Pustaka Imam asy-Syafi'i, 2007).
MQ Shihab, Tafsir Al-Misbah,( Jakarta: Lentera Hati, 2002).
……………, Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Qur'an Volume ,(Jakarta:Lentera Hati, 2009).
……………, Tafsir Al-Manar Karya Muhammad Abduh dan M. Rasyid Ridha, (Bandung: Pustaka Hidayah, 1994).
……………, Al-Quran: fungsi dan peran wahyu dalam kehidupan masyarakat,(Jakarta: Mizan Pustaka, 2007).
Muhammad Husein Ath Thabathaba'I WA Ghafur, Millah Ibrahim dalam Al-Mizan fi Tafsir Al Qur'an,(Jakarta: Pustaka Imam Asy-Syafi’I, 2007).
[3] Sayyid Quthb, Tafsir
Fi Zhilalil-Quran,Jakarta, Gema Insani, 2003, hlm. 35.
[5] Teungku
Muhammad Hasbi ash-Shiddieqy, Jakarta, Gema Insani,
[6] Syeikh
Syafiyyurahman al-Mubarakpuri, dkk, Shahih
Tafsir Ibnu Katsir, Jakarta, Gema Insani, 2007, hlm. 45.
[10](QS al-Anbiya: Ayat
27).
Comments
Post a Comment