MODEL KEPEMIMPINAN MORALIS
Oleh :
Kasmi
(140403105)
JURUSAN MANAJEMEN DAKWAH
FAKULTAS DAKWAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI AR-RANIRY
BANDA ACEH, DARUSSALAM
2016
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kepemimpinan
atau leadership merupakan ilmu terapan dari ilmu-ilmu social, sebab
prinsip-prinsip dan rumusannya diharapkan dapat mendatangkan manfaat bagi
kesejahteraan manusia. Ada banyak pengertian yang dikemukakan oleh para pakar
menurut sudut pandang masing-masing, definisi-definisi tersebut menunjukkan
adanya beberapa kesamaan. Pengertian
Kepemimpinan Menurut Para ahli Menurut Tead; Terry; Hoyt (dalam Kartono, 2003)
Pengertian Kepemimpinan yaitu kegiatan atau seni mempengaruhi orang lain agar
mau bekerjasama yang didasarkan pada kemampuan orang tersebut untuk membimbing
orang lain dalam mencapai tujuan-tujuan yang diinginkan kelompok. Menurut Young
(dalam Kartono, 2003) Pengertian Kepemimpinan yaitu bentuk dominasi yang
didasari atas kemampuan pribadi yang sanggup mendorong atau mengajak orang lain
untuk berbuat sesuatu yang berdasarkan penerimaan oleh kelompoknya, dan
memiliki keahlian khusus yang tepat bagi situasi yang khusus.[1]
Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan
bahwa kepemimpnan merupakan kemampuan mempengaruhi orang lain, bawahan atau
kelompok, kemampuan mengarahkan tingkah laku bawahan atau kelompok, memiliki
kemampuan atau keahlian khusus dalam bidang yang diinginkan oleh kelompoknya,
untuk mencapai tujuan organisasi atau kelompok.
Kelebihan dari
gaya kepemimpinan moralis
adalah umumnya Mereka hangat dan sopan kepada semua orang. Mereka memiliki
empati yang tinggi terhadap permasalahan para bawahannya, juga sabar, murah
hati Segala bentuk kebajikan ada dalam diri pemimpin ini. Orang – orang yang
datang karena kehangatannya terlepas dari segala kekurangannya.
Kelemahan dari
pemimpinan moralis emosinya.
Rata orang seperti ini sangat tidak stabil, kadang bisa tampak sedih dan
mengerikan, kadang pula bisa sangat menyenangkan dan bersahabat. Jika saya menjadi pemimpin, Saya akan
lebih memilih gaya kepemimpinan demokratis. Karena
melalui gaya kepemimpinan seperti ini semua permasalahan dapat di selesaikan
dengan kerjasama antara atasan dan bawahan. Sehingga hubungan atasan dan
bawahan bisa terjalin dengan baik.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian
kepemimpinan?
2. Bagaimanakah
kepemimpinan yang efektif?
3. Bagaimanakah gaya
kepemimpinan moralis?
4. Apa saja ciri-ciri
kepemimpinan moralis?
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Kepemimpinan
Kepemimpinan adalah proses memengaruhi atau memberi contoh oleh pemimpin
kepada pengikutnya dalam upaya mencapai tujuan organisasi.Cara alamiah
mempelajari kepemimpinan adalah "melakukannya dalam kerja" dengan
praktik seperti pemagangan pada seorang seniman ahli, pengrajin, atau
praktisi.Dalam hubungan ini sang ahli diharapkan sebagai bagian dari peranya
memberikan pengajaran/instruksi.
Kebanyakan orang masih cenderung mengatakan
bahwa pemimipin yang efektif mempunyai sifat atau ciri-ciri tertentu yang
sangat penting misalnya, kharisma, pandangan ke depan, daya persuasi, dan
intensitas.Dan memang, apabila kita berpikir tentang pemimpin yang heroik
seperti Napoleon, Washington, Lincoln, Churcill, Sukarno, Jenderal Sudirman,
dan sebagainya kita harus mengakui bahwa sifat-sifat seperti itu melekat pada
diri mereka dan telah mereka manfaatkan untuk mencapai tujuan yang mereka
inginkan.[2]
B. Kepemimpinan Yang Efektif
Barangkali
pandangan pesimistis tentang keahlian-keahlian kepemimpinan ini telah
menyebabkan munculnya ratusan buku yang membahas kepemimpinan. Terdapat nasihat
tentang siapa yang harus ditiru (Attila the Hun), apa yang harus diraih
(kedamaian jiwa), apa yang harus dipelajari (kegagalan), apa yang harus
diperjuangkan (karisma), perlu tidaknya pendelegasian (kadang-kadang), perlu
tidaknya berkolaborasi (mungkin), pemimpin-pemimpin rahasia Amerika (wanita),
kualitas-kualitas pribadi dari kepemimpinan (integritas), bagaimana meraih
kredibilitas (bisa dipercaya), bagaimana menjadi pemimipin yang otentik (temukan
pemimpin dalam diri anda), dan sembilan hukum alam kepemimpinan (jangan
tanya).Terdapat lebih dari 3000 buku yang judulnya mengandung kata pemimipin
(leader).Bagaimana menjadi pemimpin yang efektif tidak perlu diulas oleh sebuah
buku.Guru manajeman terkenal, Peter Drucker, menjawabnya hanya dengan beberapa
kalimat: "pondasi dari kepemimpinan yang efektif adalah berpikir berdasar
misi organisasi, mendefinisikannya dan menegakkannya, secara jelas dan nyata.[3]
C. Gaya Kepemimpinan Moralis
Gaya kepemimpinan
moralis adalah gaya kepemimpinan yang paling menghargai bawahannya. Kepribadian
dasar pemimpin model ini adalah biru. Biasanya seorang pemimpin bergaya moralis
sifatnya hangat dan sopan kepada semua orang. Pemimpin bergaya moralis pada
dasarnya memiliki empati yang tinggi terhadap permasalahan para bawahannya.
Segala bentuk kebajikan ada dalam diri pemimpin ini. Orang – orang datang
karena kehangatannya akan terlepas dari segala kekurangannya. Pemimpin bergaya
moralis adalah sangat emosinal. Dia sangat tidak stabil, kadang bisa tampak
sedih dan mengerikan, kadang pula bisa sangat menyenangkan dan bersahabat.
Gaya kepemimpinan moralis ini efektif
bila : [4]
1) Keberhasilan seorang pemimpin moralis dalam
mengatasi kelabilan emosionalnya
seringkali menjadi perjuangan seumur hidupnya.
2) Belajar mempercayai orang lain atau
membiarkan melakukan dengan cara mereka, bukan dengan cara anda.
Kepemimpinan merupakan salah satu isu dalam
manajemen yang masih cukup menarik untuk diperbincangkan hingga dewasa ini. Media
massa, baik elektronik maupun cetak, seringkali menampilkan opini dan
pembicaraan yang membahas seputar kepemimpinan. Peran kepemimpinan yang sangat
strategis dan penting bagi pencapaian misi, visi dan tujuan suatu organisasi,
merupakan salah satu motif yang mendorong manusia untuk selalu menyelidiki
seluk-beluk yang terkait dengan kepemimpinan.
Kualitas dari pemimpin seringkali dianggap
sebagai faktor terpenting dalam keberhasilan atau kegagalan organisasi demikian
juga keberhasilan atau kegagalan suatu organisasi baik yang berorientasi bisnis
maupun publik, biasanya dipersepsikan sebagai keberhasilan atau kegagalan
pemimpin. Begitu pentingnya peran pemimpin sehingga isu mengenai pemimpin
menjadi fokus yang menarik perhatian para peneliti bidang perilaku
keorganisasian. Organisasi yang berhasil dalam mencapai tujuan serta mampu
memenuhi tanggug jawab sosialnya akan sangat tergantung pada para pimpinan.
Bila pimpinan mampu melaksanakan dengan baik, sangat mungkin organisasi
tersebut akan mencapai sasarannya. Suatu organisasi membutuhkan pemimpin yang
efektif, yang mempunyai kemampuan mempengaruhi perilaku anggotanya atau anak
buah. Jadi, seorang pemimpin atau kepala suatu organisasi akan diakui sebagai
seorang pemimpin apabila ia dapat mempunyai pengaruh dan mampu mengarahkan
bawahannya kearah pencapaian tujuan organisasi.dan seperti yang kita ketahui
bila ingin mencapai tujuan harus ada cara yang dikembangkan agar terlaksana
dengan baik.[5]
• Bawahan diberikan kelonggaran atau fleksibel
dalam melaksanakan tugas-tugas, tetapi dengan hati-hati diberi batasan serta
berbagai produser;
• Bawahan yang telah berhasil menyelesaikan
tugas-tugasnya diberikan hadiah atau penghargaan, di samping adanya
sanksi-sanksi bagi mereka yang kurang berhasil, sebagai dorongan;
• Hubungan antara atasan dan bawahan dalam
suasana yang baik secara umum manajer bertindak cukup baik;
• Manajer menyampaikan berbagai peraturan yang
berkaitan dengan tugas-tugas atau perintah, dan sebaliknya para bawahan
diberikan kebebasan untuk memberikan pendapatannya.
E. Teori yang Mendasari Kepemimpinan
Kegiatan manusia secara bersama-sama selalu
membutuhkan kepemimpinan. Untuk berbagai usaha dan kegiatannya diperlukan upaya
yang terencana dan sistematis dalam melatih dan mempersiapkan pemimpin baru.
Oleh karena itu, banyak studi dan penelitian dilakukan orang untuk mempelajari
masalah pemimpin dan kepemimpinan yang menghasilkan berbagai teori tentang
kepemimpinan. Teori kepemimpinan merupakan penggeneralisasian suatu seri
perilaku pemimpin dan konsep-konsep kepemimpinannya, dengan menonjolkan latar
belakang historis, sebab-sebab timbulnya kepemimpinan, persyaratan pemimpin,
sifat utama pemimpin, tugas pokok dan fungsinya serta etika profesi
kepemimpinan.
Teori kepemimpinan pada umumnya berusaha untuk
memberikan penjelasan dan interpretasi mengenai pemimpin dan kepemimpinan
dengan mengemukakan beberapa segi antara lain : Latar belakang sejarah pemimpin
dan kepemimpinan Kepemimpinan muncul sejalan dengan peradaban manusia. Pemimpin
dan kepemimpinan selalu diperlukan dalam setiap masa. Sebab-sebab munculnya
pemimpin Ada beberapa sebab seseorang menjadi pemimpin, antara lain:[7]
a. Seseorang ditakdirkan lahir untuk menjadi
pemimpin. Seseorang menjadi pemimpin melalui usaha penyiapan dan pendidikan
serta didorong oleh kemauan sendiri.
b. Seseorang menjadi pemimpin bila sejak lahir
ia memiliki bakat kepemimpinan kemudian dikembangkan melalui pendidikan dan
pengalaman serta sesuai dengan tuntutan lingkungan.
Untuk mengenai persyaratan kepemimpinan selalu
dikaitkan dengan kekuasaan, kewibawaan, dan kemampuan.
Teori-teori kepemimpinan dapat dikelompokkan
menjadi enam teori, yaitu:
1. Teori
orang-orang terkemuka.
2. Teori
lingkungan
3. Teori situasi
personal
4. Teori
interaksi harapan
5. Teori
humanistik
6. Teori
pertukaran
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Kesimpulan dari makalah ini adalah Adapun bekal
untuk menjadi seorang pemimpin. Menjadi seorang
pemimipin itu tidak mudah. Kalau untuk menjadi pemimpin yang asal-asalan memang
tidak dituntut syarat tertentu/minimal. Seorang pemimpin semestinya memiliki
bekal-bekal minimal sebagai berikut:
a. Memiliki
Kharisma Menjadi
pemimpin itu tidak mudah. Tidak semudah yang dibayangkan orang. Ia harus siap
secara intelektual dan moral. Karena ia akan menjadi figur yang diharapkan
banyak orang / bawahan. Perilakunya harus menjadi teladan / patut diteladani.
b. Memiliki
Keberanian Secara lebih
khusus keberanian itu ditunjukkan dalam komitmen berani membela yang benar,
memegang tegug pada pendirian yang benar, tidak takut gagal, berani ambil
resiko, dan berani bertanggungjawab.
c. Memiliki
kemampuan mempengaruhi orang lain Salah satu ciri bahwa seseorang memiliki jiwa
kepemimpinan adalah kemampuannya mempengaruhi seseorang untuk mencapai suatu
tujuan tertentu. Dengan kemampuannya berkomunikasi, ia dapat mempengaruhi orang
lain.
d. Mampu
Membuat Strategi Seorang
pemimpin semestinya identik dengan seorang ahli strategi. Maju-mundurnya
perusahaan, gagal-berhasilnya suatu organisasi, banyak ditentukan oleh strategi
yang dirancang oleh pimpinan perusahaan atau pimpinan organisasi.
e. Memiliki
Moral yang Tinggi Banyak orang
berpendapat bahwa moralitas merupakan ukuran berkualitas atau tidaknya hidup
seseorang. Apalagi seorang pemimpin yang akan menjadi panutan. Seorang pemimpin
adalah seorang panutan yang secara moral dapat dipertanggungjawabkan.
f. Mampu
menjadi Mediator Seorang
pemimpin yang bijak mampu bertindak adil dan berpikir obyektif. Dua hal
tersebut akan menunjang tugas pimpinan untuk menjadi seorang mediator.
g. Mampu
menjadi Motivator Hubungan
seorang pemimpin dengan motivasi yaitu seorang pemimpin adalah sekaligus
seorang motivator.
h. Memiliki
Rasa Humor Akan lebih
mudah seorang pemimpin melaksanakan tugas kepemimpinannya - jika didukang sifat
humoris pimpinan - memiliki humor yang tinggi.
DAFTAR PUSTAKA
Amrozi, yusuf. "resensi buku
komunikasi politik, media, dan demokrasi." jurnal ilmu komunikasi
3.01 (2013).
Astriyani, nopia. "pengaruh komitmen
organisasi, motivasi kerja gaya kepemimpinan dan locus of control terhadap
kepuasan kerja auditor: studi empiris pada kantor akutansi publik di
jakarta." (2011).
Harsidi, harsidi, maria magdalena
minarsih, and moh mukeri warso. "pengaruh kompensasi, gaya kepemimpinan
otoriter dan lingkungan kerja non fisik terhadap produktivitas kerja karyawan
dengan semangat kerja sebagai variabel intervening (studi kasus pada karyawan
bagian produksi pt. Real glass semarang)." journal of management
2.2 (2016).
Paramita, patricia dhiana.
"gaya kepemimpinan (style of leadership) yang efektif dalam suatu
organisasi." dinamika sains 9.21 (2011).
Ruswandi, anggi eka putra. Pengaruh
gaya kepemimpinan terhadap kinerja karyawan pada radio rama bandung. Diss. Universitas
widyatama, 2015.
Sudarya, Yahya, and Tatang Suratno.
"Dimensi Kepemimpinan Kepala Sekolah." Jurnal AnalisisManajemen
1.1 (2011): 171-189.
[1] Amrozi, yusuf. "resensi buku komunikasi
politik, media, dan demokrasi." jurnal ilmu komunikasi 3.01 (2013). 32.
[2] Astriyani, nopia. "pengaruh komitmen
organisasi, motivasi kerja gaya kepemimpinan dan locus of control terhadap
kepuasan kerja auditor: studi empiris pada kantor akutansi publik di
jakarta." (2011). 83.
[3] Harsidi, harsidi, maria magdalena minarsih, and
moh mukeri warso. "pengaruh kompensasi, gaya kepemimpinan otoriter dan
lingkungan kerja non fisik terhadap produktivitas kerja karyawan dengan
semangat kerja sebagai variabel intervening (studi kasus pada karyawan bagian
produksi pt. Real glass semarang)." journal of management 2.2
(2016). 87.
[4] Paramita, patricia dhiana. "gaya
kepemimpinan (style of leadership) yang efektif dalam suatu organisasi." dinamika
sains 9.21 (2011). 102
[5] Ruswandi, anggi eka putra. Pengaruh gaya
kepemimpinan terhadap kinerja karyawan pada radio rama bandung. Diss.
Universitas widyatama, 2015. 34.
[6] Sudarya, Yahya, and Tatang Suratno.
"Dimensi Kepemimpinan Kepala Sekolah." Jurnal AnalisisManajemen
1.1 (2011): 171-189.
Comments
Post a Comment