Assalamualaikum
warahmatullahiwabarakatuhu
Alhamdulillah alhamdulillahirabbil’alamin
wabihi nastain a’la umuriddunya waddin. Assalatan wassalaman a’la rasulillahi
rabbila’lamin ammaba’du.
SEGALA PUJI BAGI
Allah tuhan sekalian alam yang telah memberikan kita nikmat kehidupan nikmat
iman dan nikmat islam shalawat dan salam kita limpahkan ke pangkuan alam baginda
rasulillahi S.W,A, yang telah merobah peradaban manusia , dari peradaban
jahiliah ke peradaban islamiah. Sehingga kita masih bisa berkumpul di tempat
yang berbahagia ini. Terimakasih pula saya ucapkan kepada bapak yang telah
memberikan saya kesempatan untuk berpidato pada saat ini, dan yang saya sayangi
seluruh teman teman seperjuangan ku.
Teman-teman yang saya banggakan,
Kejujuran adalah tanda bukti
keimanan. Orang mukmin pasti jujur. Jikalau tidak jujur, berarti keimanannya
sedang diserang penyakit munafik. Sebagaimana kita ketahui munafik itu orang
bermuka dua, yang di luar berkata iya, di dalam berkata tidak.
Suatu hari salah satu sahabat Nabi bertanya
padanya. “Apakah mungkin orang mukmin itu pelit?, dan Rasul menjawab “Mungkin
saja”, lalu ia bertanya lagi “Apakah mungkin orang mukmin itu pengecut?”
Nabi menjawab lagi “Mungkin saja”. Tapi ketika sahabat Nabi itu bertanya
“Apakah mungkin seorang mukmin berbohong? Nabi menjawab “Tidak”.
(HR Imam Malik dalam kitab Al-Muwaththa).
Teman-teman yang Berbahagia,
Apa yang bisa kita pelajari dari
Hadist tersebut? Hadist tersebut mengajarkan kita untuk berkata jujur. Karena
orang mukmin tidak mungkin berbohong. Karena kejujuran adalah pangkal semua
perbuatan baik manusia. Tidak ada perbuatan dan ucapan baik kecuali kejujuran.
Oleh sebab itu, Allah menyuruh orang-orang mukmin agar selalu berkata benar dan
berlaku jujur. Ini diperintah oleh Allah melalui firman-Nya, .
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا
اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا
سَدِيدًا
(yaa
aiyuhallazina aamanuttaqullaha waquuluu qaulan sadiidann)
“Hai orang-orang yang beriman,
bertakwalah kamu kepada Allah dan katakanlah perkataan yang jujur dan benar”. (al-Ahzab: 70).
Teman-teman yang Berbahagia,
Sebagai penutup, Kejujuran adalah
tiang agama, sendi akhlak, dan pokok rasa kemanusiaan manusia. Tanpa kejujuran,
agama tidak lengkap, akhlak tidak sempurna, dan seorang manusia tidak sempurna
menjadi manusia. Di sinilah pentingnya kejujuran bagi kehidupan. Rasulullah SAW
telah bersabda yang artinya kurang lebih sebagai berikut:
“Tetap berpegang eratlah pada
kejujuran. Walau kamu seakan-akan melihat kehancuran dalam berpegang teguh pada
kejujuran, tapi yakinlah bahwa di dalam kejujuran itu terdapat keselamatan”. (HR Abu Dunya).
Mungkin hanya itu yang bisa saya
sampaikan, kurang lebihnya saya mohon maaf. Terima kasih.
Wassalamu’alaikum
Wr.Wb.
Comments
Post a Comment