SEBAB-SEBAB KEGAGALAN
DALAM LEADERSHIP ISLAM
Oleh :
Lasmiah
(140403100)
Husnita
(140403099)
JURUSAN MANAJEMEN DAKWAH
FAKULTAS DAKWAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI AR-RANIRY
BANDA ACEH, DARUSSALAM
2016
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sesuai fitrahnya setiap
manusia dilahirkan sebagai orang bersih.
Dia ingin berbuat yang terbaik bagi dirinya dan juga untuk orang lain serta
lingkungannya. Dalam prosesnya, disamping karena faktor diri sendiri (internal)
maka faktor eksternal sangat
mempengaruhi pembentukan karakter dan perilaku seseorang. Dari sinilah akan
terbentuk pribadi yang terseleksi, apakah akan tumbuh menjadi pribadi yang
biasa atau pribadi yang penuh dengan karakter seorang pemimpin. Kepemimpinan
mengandung arti menentukan arah yang akan diikuti oleh yang lain. Arah ini
tidak boleh asal arah, melainkan harus ditentukan oleh suatu bentuk arti
strategi.[1]
Seorang pemimpin sudah pasti memiliki kekuasaan. Dengan kekuasaan,
akan tahu batas-batas dalam memimpin. Kekuasaan bukanlah inti dari kepemimpinan
sebab jika kekuasaan digunakan secara sewenang-wenang tentu akan membuat orang
lain/yang dipimpin akan lengah dan cenderung akan melawan/memberontak.
Gunakanlah kekuasaan sesuai porsinya dan jangan menjadikan kekuasaan sebagai
satu-satunya cara untuk memimpin. Oleh karenanya banyak factor ataupun penyebab
sukses atau tidaknya kepemimpinan seseorang, dalam makalah ini akan dicantumkan
beberapa factor keberhasilan maupun kegagalan seseorang dalam memimpin.
B. Tujuan
Pembuatan makalah ini selain sebagai pemenuh tugas dari dosen
pembimbing juga untuk memberi pengetahuan bagi pemakalah maupun pembaca seputar
factor-faktor yang bisa mempengaruhi pemimpin secara lebih rinci.
C. Rumusan Masalah
1.Pengertian faktor dan pemimpin ?
2.Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan pemimpin?
3.Faktor-faktor yang mempengaruhi kegagalan pemimin?
BAB II
PEMBAHASAN
1.Pengertian Faktor dan Pemimpin
Sebelum masuk pada factor-faktor yang mempengaruhi pemimpin
sebaiknya kita mengetahui apa yang dimaksud dengan factor dan yang dimaksud
dengan pemimpin. Factor ialah hal (keadaan, peristiwa) yang ikut menyebabkan
(mempengaruhi) terjadinya sesuatu, factor juga dapat diartikan sebagai pendorong hal atau kondisi yg dapat mendorong
atau menumbuhkan suatu kegiatan, usaha, atau produksi. Sedangkan pemimpin atan
kepemimpinan cukup banyak definisi yang bisa kita dapatkan dari barbagai
literartur.Wahab Abdul Kadir mendefinisikan pemimpin adalah orang yang memiliki
kesanggupan mempengaruhi, memberi contoh, mengarahkan orang lain atau suatu
kelompok untuk mencapai tujuan baik formal maupun non formal. Pemimpin juga
diartikan sebagai seseorang yang berkemampuan mengarahkan pengikut-pengikutnya
untuk bekerja bersama dengan kepercayaan serta tekun mengerjakan tugas-tugas
yang diberikannya.[2]
Menurut Stoner dan Freeman (1992:472) kepemimpinan adalah proses
mengarahkan dan mempengaruhi aktivitas-aktivitas yang ada hubungannya dengan
pekerjaan terhadap para anggota kelompok. Sedangkan Bartol dan Martin
(1991:480) menyatakan bahwa kepemimpinan adalah proses mempengaruhi orang lain
tentang pencapaian prestasi ke arah tujuan organisasi. Secara luas definisi
kepemimpinan bahwa kepemimpinan meliputi proses mempengaruhi dalam menentukan
tujuan organisasi, memotivasi perilaku pengikut untuk mencapai tujuan,
mempengaruhi untuk memperbaiki kelompok dan budayanya.
Jadi kepemimpinan dapat di artikan sebagai sebuah aksi mengajak
sehingga memunculkan interaksi dalam struktur sebagai bagian dari proses
pemecahan masalah bersama.Pada hakekatnya setiap manusia adalah pemimpin,
paling tidak ia sebagai pemimpin dirinya sendiri. Hati adalah pemimpin di dalam tubuh manusia,
sebab segala sesuatu yang yang manusia perbuat adalah berdasar petunjuk dan
kemauan hati nurani.Sebagaimana hadits Rasulullah SAW.
كُلُّكُمْ رَاعٍ وَكُلُّكُمْ مَسْؤُلٌ عَنْ
رَعِيَّتِهِ
Artinya : “Setiap kamu adalah pemimpin, dan setiap pemimpin akan
diminta pertanggungjawaban pada orang yang dipimpinnya.”
Ada dua konsep yang dikemukakan oleh Peter Drucker dalam kaitannya
dengan manjemen, yaitu konsep efisiensidan
efektivitas. Efisiensi adalah melakukan suatu pekerjaan dengan tepat,
sedangkan efektifitas adalah melakukan seseuatu dengan tepat.Drucker mengatakan
bahwa efektifitas merupakan kunci keberhasilan suatu organisasi. Sebelum
melakukan kegiatan secara efisien,seseorang harus yakin bahwa ia telah
menemukan hal yang tepat untuk dilakukan. Demekian pula dengan kepemimpinan
yang efektif, yaitu suatu proses untuk menciptakan wawasan, mengembangkan suatu
strategi, membangun kerjasama, dan mendorong tindakan untuk lebih maju.
Kepemimpinan adalah pangkal utama dan pertama penyebab dari pada
kegiatan, proses atau kesediaan untk merubah pandangan atau sikap(mental, pisik)
dari pada kelompok orang-orang, baik dalam hubungan organisasi formal maupun
non formal. Kepemimpinan Islam berarti bagaimana ajaran Islam memberi corak dan
arah kepada pemimpin itu, dan dengan kepemimpinannya mampu merubah pandangan
atau sikap mental yang selama ini dianggap menghambat dan mengidap pada
sekelompok masyarakat maupun perorangan.[3]
Namun kemampuan seorang pemimpin di dalam kepemimpinannya tidak
disebabkan oleh satu factor saja.Keberhasilan seorang pemimpin didalam memimpin
bisa dipengaruhi baik dari dalam dirinya sendiri maupun dari lingkungannya,
begitu pula dengan kegagalan seorang pemimpin bisa saja dipengaruhi oleh
lingkungan ataupun memang dari dalam dirinya sendiri. Ada banyak hal yang
mempengaruhi kepemimpinan itu, terlebih fakta oraganisasi satu dengan lainnya
sangat beragam sehingga ada banyak hal yang mempengaruhi kepemimpinan.Pada
tahap inilah bukan hanya konsep kepemimpinan yang mempunyai pengaruh besar
tetapi juga keterampilan spontan dan teknis pemimpin itu sendiri yang banyak menentukan
keberhasilan sebuah kepemimpinan mengingat fakta organisasi tersebut
beragam. Faktor-faktor yang mempengaruhi
kepemimpinan menurut Poernomosidhi Hadjisarosa (1980;33) adalah sebagai berikut
:
1. Faktor Kemampuan
Personal
Pengertian kemampuan adalah kombinasi antara potensi sejak pemimpin
dilahirkan ke dunia sebagai manusia dan faktor pendidikan yang ia dapatkan.
Jika seseorang lahir dengan kemampuan dasar kepemimpinan, ia akan lebih hebat
jika mendapatkan perlakuan edukatif dari lingkungan, jika tidak, ia hanya akan
menjadi pemimpin yang biasa dan standar. Sebaliknya jika manusia lahir tidak
dengan potensi kepemimpinan namun mendapatkan perlakuan edukatif dari
lingkunganya akan menjadi pemimpin dengan kemampuan yang standar pula. Dengan
demikian antara potensi bawaan dan perlakuan edukatif lingkungan adalah dua hal
tidak terpisahkan yang sangat menentukan hebatnya seorang pemimpin.[4]
2. Faktor Jabatan
Pengertian jabatan adalah struktur kekuasaan yang pemimpin
duduki.Jabatan tidak dapat dihindari terlebih dalam kehidupan modern saat ini,
semuanya seakan terstrukturifikasi. Dua orang mempunyai kemampuan kepemimpinan
yang sama tetapi satu mempunyai jabatan dan yang lain tidak maka akan kalah
pengaruh. sama-sama mempunyai jabatan tetapi tingkatannya tidak sama maka akan
mempunya pengarauh yang berbeda.
3. Faktor Situasi dan
Kondisi
Pengertian situasi adalah kondisi yang melingkupi perilaku
kepemimpinan. Disaat situasi tidak menentu dan kacau akan lebih efektif jika
hadir seorang pemimpin yang karismatik. Jika kebutuhan organisasi adalah sulit
untuk maju karena anggota organisasi yang tidak berkepribadian progresif maka
perlu pemimpin transformasional. Jika identitas yang akan dicitrakan oragnisasi
adalah religiutas maka kehadiran pemimpin yang mempunyai kemampuan kepemimpinan
spritual adalah hal yang sangat signifikan. Begitulah situasi berbicara, ia
juga memilah dan memilih kemampuan para pemimpin, apakah ia hadir disaat yang
tepat atau tidak.
2.Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Pemimpin
a. Berpengetahuan
Ia memang memiliki kemampuan dalam bidang yang dipimpinnya. Ia
tahu yang dipimpinnya. Ia tahu benar
akan seluk beluk bidang kegiatannya, baik dari dalam maupun dari luar. Ia
memang melakukan spesialisasi di bidang itu. Meskipun sifatnya yang
mengkoordinir, akan tetapi sangat perlu mengetahui bidang gerak yang
dipimpinnya. Rasulullah bersabda “ Bila suatu perkara diserahkan kepada yang
bukan ahlinya, maka nantikan saat kehancurannya”.[5]
Camkanlah bahwa “kennis is macht” yang berarti pengetahuan adalah
kekuatan.Karena dari pengetahuanlah kekuatan.Karena dari pengetahuan itu lahir
keyakinan, kekuatan dan semangat yang tak bisa dipatahkan.
b. Keberanian
Adalah kemampuan batin yang mengakui adanya rasa takut, akan tetapi
mampu untuk menghadapi bahaya atau rintangan dengan tegas dan tenang, atau
dapat dikatakan bahwa keberanian adalah kemampuan berpikir yang memungkinkan
seseorang dapat menguasai tingkah lakunya dan dapat menerima tanggung jawab
serta dapat mudah bertindak dalam keadaan bahaya. Dalam hal ini pemimpin harus
bersikap seperti komandan, menumbuhkan sugesti keberanian pada bawahan. Pada saat tertentu pula, ia
hadir sebagai pengayom atau pelindung, sehingga para bawahannya merasa senang,
tentram dengan kehadirannya.
c. Berinisiatif
Ia adalah kemampuan untuk bertindak, meskipun tidak ada perintah
atau yang mengajukan pertimbangan-pertimbangan guna perbaiki tugas
pekerjaannya. Ia mampu menganalisa situasi, sehingga tepat dan cepat mengambil
keputusan. Sikap ini timbul, karena pada dirinya peka terhadap lingkungan,
sehingga selalu ingin meskipun tidak ada
perintah atau yang mengajukan pertimbangan-pertimbangan guna perbaiki tugas
pekerjaannya. Ia mampu menganalisa situasi, sehingga tepat dan cepat mengambil
keputusan. Sikap ini timbul, karena pada dirinya peka trhadap lingkungan,
sehingga selalu ingin ada perubahan dan ada perubahan dan perbaikan.Bila tidak,
maka disebut “wujudhu ka’ adamihi perbaikan.Bila tidak, maka disebut “wujudhu
ka’ adamihi (adanya dengan tidak adanya sama saja)”.
d. Berketegasan
Artinya kesanggupan untuk mengambil keputusan keputusan dengan
segera bila dibutuhkan dan mengutarakan dengan tegas , lengkap dan jelas. Ketegasan
bersumber pada keyakinan dan kepercayaan kepada diri sendiri.
e. Kebijaksana
Bijaksana adalah kecakapan untuk bergaul dengan bawahan maupun
atasnnya dengan cara yang tepat dan tidak menyinggung perasaan. Kebijaksanaan
merupakan suatu kemampuan untuk menghargai apa lagi, kapan harus dilakukan, dan
kapan arus diam, menanggung saat yang baik.
f. Adil
Artinya tidak memihak dan hanya komitmen terhadap kebenaran.Ia
mampu memisahkan antara emosi dan rasio. Dendam dan benci , cinta dan dengki
tidak mempengaruhinya dalam mengambil keputusan. Jadi berarti adil di waktu
cinta maupun benci (al’adlu fir ridla wa
fil ghadlab).
“Hai Daud, sesungguhnya Kami menjadikan kamu khalifah (penguasa) di
muka bumi, maka berilah keputusan (perkara) di antara manusia dengan adil dan
janganlah kamu mengikuti hawa nafsu, karena ia akan menyesatkan kamu dari jalan
Allah SWT. Sesungguhnya orang-orang yang sesat dari jalan Allah SWT akan
mendapat azab yang berat, karena mereka melupakan hari perhitungan.” (Qs Shad:
26)
3. Faktor-Faktor Kegagalan Seorang Pemimpin
Kegagalan dalam kamus besar bahasa Indonesia berarti “tidak jadi
atau tidak tercapai, ketidak berhasilan”.[13]Jadi kegagalan seorang pemimpin
dapat diartikan sebagai ketidak berhasilan pemimpin dalam pencapaian tujuan
yang telah direncanakan.Tidak sedikit pemimpin yang gagal dalam
kepemimpinanknya, yang disebabkan oleh banyak faktor. Berikut beberapa faktor
penyebab kegagalan kepemimpinan seseorang[6]
a. Terlalu Menekankan
Kewibawaan
Harapan mendapatkan kewibawaan yang dilakukan dalam bentuk
kekerasan atau ancaman akan melahirkan ketakutan, sedangkan kewibawaan yang
ditegakan atas dasar kelakuan akan melahirkan kepatuhan. Seorang pemimpin yang
efesien harus senantiasa membina dan mendorong semangat kerja para bawahannya
dan bukannya serusaha menanamkan rasa tdalam akut hati para bawahannya.Seorang
pemimpin tidak boleh menggunakan kedudukannya itu sebagai alat untuk menanamkan
kewibawaan itu, atau dengan menyalah gunakan kekuasaan (miss use authority).Ini
berarti kepemimpinannya hendak ditegakan melalui unsur tekanan dan kekerasan.
b. Mementingkan Diri
Sendiri
Pemimpin yang didalam agama kedudukannya sebagai khadam(pelayan),
maka seharusnya ia lebih banyak berbuat dari pada menuntut hormat. Seorang
pemimpin yang menuntut penghormatan dari bawahannya pasti akan mengalami
kekecewaan. Pemimpin yang berjiwa besa tak mau menyembah dan juga tak mau
disembah, ia tidak menuntut penghormatan dari bawahannya. Ia sudah merasa cukup
dihormati apabila ia melihat kenyataan bahwa bawahannya itu bekerja keras untuk
kemajuan dan kepentingan bersama dan bekerja bukan untuk sekedar memperoleh
uang semata.
c. Tidak Bisa Dipercaya
Akan Janjinya(Khianat)
Seorang pemimpin yang tidak setia akan janjinya, tidak bisa
dipercaya sebagai pengeman amanat yang baik, ia akan selalu menyepelekan akan
segala ahal, ia tak akan langgeng mempertahankan singgasana kepemimpinanannya.
Sikap tidak setia inilah yang merupakan salah satu sebab kegagalan dalam
perjalanan hidup.
d. Tidak Bisa Menguasai
Diri Sendiri
Para bawahan tidak menaruh penghargaan terhadap seorang pemimpin
yang cepat naik darah atau tidak mampu mengendalikan amarah. Akibatnya apa yang
dilakukan lebih banyak gejolak emosional dari pada rasiona. Gejala tidak bisa
mengendalikan diri sendiri ini dalam berbagai bentuknya akan merusak ketabahan
serta semangat kerja bawahan yang salam
itu bisa bertahan dengan penuh kesabaran. Kritik yng dilakukan terhadap dirinya
tiada membawa perbaikan akan tetapi malah membawa masalah baru yang ruwet,
sebab dirinya selalu merasa benar.
e. Takut Mendapat
Saingan Dari Bawahan
Pemimpin yang berhasil ialah pemimpin yang mampu menciptakan tenaga
pengganti, sedangkan yang gagal adalah yang tidak mau menciptakannya.Kecemasan
batin akibat khawatir bila bawahannya bisa mneggeser kedudukannya justru malah
menimbulkan citra yang buruk terhadap dirinya sendiri sebagai pemimpin. Satu
kenyataan yang mengandung kebenaran adalah bahwa orang akan menerima imbalan
yang lebih besat untuk kemampuan dimana ereka berhasil menyuruh orang lain
mengerjakan dari pada satu pekrerjaan itu di kerjakannya sendiri. Seorang
pemimpin yang mengenal effisiensi kerja haruslah meningkatkan effisiensi kerja
para bawahannya melalui kemantapan pengetahuannya tentang pekerjaan itu serta
daya tarik dan pengaruh pribadinya sendiri sebagai pemimpin yang berwibawa.
f. Kurang Memiliki Daya
Imajinasidaya Khayal
Imajinasi atau daya khayal pada hakikatnya adalah satu wadah tempat
manusia guna menempa segala bentuk rencananya.Dorongan dan hasrat itu memberi
bentuk dan menjelma menjadi tindakan berkat bantuan daya khayal seseorang.Tanpa
daya khayal yang kuat maka seorang pemimpin itu bisa kelabakan dalam menghadapi
keadaan gawat. Begitu pula ia akan tidak mampu menciptakan bimbingan kepada
para bawahannya agar bisa bekerja dan menghasilkan prestasi yang efesien.
g. Terlampau
Mementingkan Soal Gelar
Seorang yang terlalu mementingkan soal gelar terhadap pribadinya
berarti sedikit kemampuannya untuk ditonjolkan, pintu menuju ketempat pemimpin
yang sejati terbuka bagi semua orang yang ingin masuk, dan tempat kerjanya
hendaklah merupakan markas kegiatan yang tidak perlu mengenal formalitas dan
peraturan-peraturan protocol yang kaku. Dalam dunia wiraswasta penghargaan terhadap diri seseorang
terletak pada prestasinya, dan bukan
pada gelarnya. Oleh karena itu formalitas gelar tidak begitu mempengaruhi dalam hal penelitian, sebab ia hanyalah
merupakan bentuk permukaan belum menyangkut kualitas.[7]
D. Analisia
Dari uraian diatas, dapat dianalisa bahwa sukses atau tidaknya
setiap kepemimpinan sesorang pasti akan disebab kan oleh beberapa factor, baik
itu factor yang datang dari dalam diri si pemimpin(factor internal) maupun
factor yang timbul diluar diri pemimpin(factor eksternal). Adannya kepribadian,
Akhlak, kecerdasan atau intelektual, dan gen yang merupakan hal yang ada pada
diri sang pemimpin dapat dikatakan sebagai factor internal yang memang bisa
menjadi acauan akan kepemimpinannya, jika ia memiliki kepribadian yang baik
maka baik pula kepemimpinannya namun jika ia memiliki kepribadian yang buruk
maka buruk pula kepribdiannya. Dapat dikatakan pula bahwa factor internal
memiliki pengaruh yng lebih dibandingkan factor eksternal, meskipun tidak
menutup kemungkinan factor eksternal juga berpengaruh untuk kepemimpinan
seseorang.Karena pada factor internal ini lah yang memiliki peran besar untuk
menentukan apakah kepemimpinan itu baik atau tidak, jika seorang pemimping
memiliki internal yang baik maka factor negative dari internal dapat terminimalisirkan.
Contoh seorang pemimpin yang memilki sifat ramah tamah maka secara tidak
langsung ia akan disukai oleh bawahannya, namun jika seorang pemimpin memiliki
sifat acuh tak acuh maka pemimpin tersebut akan sulit untuk mengarahkan para
bawahannna.
Berdasarkan faktor-faktor tersebut, maka jelaslah bahwa kesuksesan
pemimpin dalam aktivitasnya dipengaruhi oleh factor-faktor yang dapat menunjang
untuk berhasilnya suatu kepemimpinan, oleh sebab itu suatu tujuan akan tercapai
apabila terjadinya keharmonisan dalam hubungan atau interaksi yang baik antara
atasan dengan bawahan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kepemimpinan merupakan suatu proses dengan berbagai cara
mempengaruhi orang atau sekelompok orang untuk mencapai suatu tujuan bersama. Kesuksesan
ataupun kegagalan seorang pemimpin dalam kepemimpinannya tidak lah disebabkan
hanya karena satu atau dua faktor saja, karna banyak faktor baik ecara internal
maupun eksternal yang bisa mempengaruhi kepemimpinan seseorang. Semakin banyak
faktor positif yang masuk pada seorang pemimpin maka semakin dekat ia dengan
keberhasilan dan begitu pula sebaliknya semakin banyak faktor negative yang
masuk pada dirinya maka semakin dekat pula ia pada jurang kegagalan. Menurut
Poernomosidhi Hadjisarosa ada 3 faktor utama yang dapat mempengaruhi
kepemimpinan :1. Faktor Personal; 2.Faktor Jabatan; 3.Faktor Situasi dan
Kondisi. Sedangkan menuruh Khairudi factor yang mempenaruhi kepemimpinan
terbagi 2 yakni factor internal(kepribadian, perilaku pemimpin, intelektual)
dan factor eksternal (politikwal, otoritas pemimpin, rakyat)
DAFTAR PUSTAKA
Abdoel kadir,
Abdul Wahab,Dr.,Ir., Organisasi Konsep Dan Aplikasi, Tangerang,Pramita
Press,cet.pertama, 2006.
Imam Munawwir.
Asas-asas Kepemimpinan dalam Islam.Surabaya: Usaha Nasional.
James.A.F.Dkk,
Manajemen I, Jakarta:Prenhallindo,1996.
Susilo Supardo,
M. Hum. Kepemimpinan dasar dasar dan pengembangannya.Andi , Yogyakarta:2006.
Robbins,
Stephen P.; Judge, Timothy A. Perilaku Organisasi Buku 1, Jakarta: Salemba
Empat. (2008).
Terry, Georga
R. Prinsip-Prinsip Manajemen, Terj.J. Smith DFM. Jakarta, Bumi Aksara,
Cet.Kedelapan, 2006.
Undang Ahmad,
Etika Manajemen Islam, Bandung: Pustaka Setia, 2010.
[1] Prof. Dr. Susilo Supardo, M. Hum. Kepemimpinan dasar dasar dan
pengembangannya.Andi , Yogyakarta:2006.hlm 51-53
[2] Abdoel kadir, Abdul Wahab,Dr.,Ir., Organisasi Konsep Dan Aplikasi,
Tangerang,Pramita Press,cet.pertama, 2006, h.125.
[3] Terry, Georga R. Prinsip-Prinsip Manajemen, Terj.J. Smith DFM.
Jakarta, Bumi Aksara, Cet.Kedelapan, 2006. H. 152.
[6] Robbins, Stephen P.; Judge, Timothy A. (2008). Perilaku Organisasi
Buku 1, Jakarta: Salemba Empat. Hal.126-127
Comments
Post a Comment