BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
Adapun rancangan
penelitian yang digunakan peneliti dalam penelitian adalah penelitian tindakan
kelas ( PTK ), Penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh
guru di kelasnya sendiri, dengan cara merencanakan, melaksanakan, dan
merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan partisifatif dengan tujuan
memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa dapat
meningkat.[1]
Penelitian tindakan kelas
( PTK ) merupakan suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif oleh pelaku
tindakan yang dilakukan semata-mata untuk meningkatkan kemampuan rasional dari
tindakan-tindakan yang dilakukan itu, serta untuk memperbaiki kondisi dimana
praktik kegiatan pembelajaran tersebut dilakukan.[2] Mengingat bahwa dalam
penelitian ini peneliti memfokuskan pada permasalahan pendidikan dalam kelas
maka penelitian tindakan dapat dimaknai sebagai penelitian tindakan kelas ( Classroom Action Research ).
Jadi penelitian tindakan
kelas ini bertujuan untuk memperbaiki
pembelajaran di kelas. Upaya perbaikan ini dilakukan dengan melaksanakan
tindakan untuk mencari jawaban atas permasalahan yang diangkat dari kegiatan dan
tugas sehari-hari dalam kelas.
Penelitian tindakan kelas
( PTK ) melalui paparan gabungan tiga kata, penelitian + tindakan + kelas
sebagai berikut:
1. Penelitian adalah kegiatan mencermati suatu
objek, menggunakan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi
yang bermanfaat untuk meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat dan
penting bagi peneliti.
2. Tindakan adalah suatu gerak kegiatan yang
sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu, yang dalam penelitiannya berbentuk
rangkaian siklus kegiatan.
3. Kelas adalah sekelompok siswa yang dalam waktu
yang sama menerima pelajaran yang sama dari seorang guru.[3]
Secara lebih rinci tujuan
dari penelitian tindakan kelas (PTK) sebagaimana yang dikutip dalam buku
Suhardjono antara lain sebagai berikut :
a) Meningkatkan
mutu, isi, masukan, proses dan pembelajaran di sekolah.
b) Membantu
guru dan tenaga kependidikan lainnya mengatasi masalah pembelajaran dan
kependidikan di dalam dan di luar kelas.
c) Meningkatkan
profesional pendidik dan tenaga kependidikan, dan
d) Menumbuh
kembangkan budaya akademik di lingkungan sekolah sehingga tercipta sikap
proaktif di dalam melakukan perbaikan mutu pendidikan dan pembelajaran secara
berkelanjutan (sustainable).[4]
Menurut E.
Mulyasa,menyebutkan secara umum penelitian tindakan kelas bertujuan untuk :
a) Memperbaiki
dan meningkatkan kondisi serta kualitas pembelajaran di kelas.
b) Meningkatkan
layanan profesional dalam konteks pembelajaran di kelas, khususnya layanan
kepada peserta didik.
c) Memberikan
kesempatan kepada guru untuk melakukan pengkajian terhadap kegiatan
pembelajaran yang dilakukannya.[5]
Adapun yang menjadi dasar
tujuan dalam penelitian tindakan kelas (PTK) ini adalah untuk memecahkan
permasalahan yang muncul yang terjadi di dalam kelas dan juga sekaligus mencari
solusi atau jawaban terhadap permasalahan tersebut. Sehingga dapat meningkatkan
aktifitas siswa dan hasil belajar siswa dalam pelajaran aqidah akhlak, inilah
yang menjadi pertimbangan penulis untuk menerapkan model pembelajaran Talking Stick.
Penelitian ini menggunakan
model penelitian tindakan dari Kemmis dan Taggart sebagai berikut:
Perencanaan
|
Refleksi
|
Refleksi
|
SIKLUS I
|
Pengamatan
|
Perencanaan
|
SIKLUS II
|
Pengamatan
|
Pelaksanaan
|
Pelaksanaan
|
Penelitian Tindakan Kelas Model Kemmis dan Taggart
a. Rancangan/rencana awal, sebelum mengadakan
penelitian menyusun rumusan masalah, tujuan dan membuat rencana tindakan
termasuk di dalamnya instrument penelitian dan perangkat pembelajaran.
1. Menyusun materi yang akan diajarkan
2. Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran
(RPP)
3. Menyusun alat evaluasi (Tes)
4. Menyusun lembaran observasi untuk guru dan
siswa
5. Menyiapkan lembar kerja siswa
b. Tindakan, meliputi tindakan yang dilakukan
oleh peneliti sebagai upaya membangun pemahaman konsep siswa serta mengamati
hasil atau dampak dari diterapkannya model Talking
Stick.
1. Guru mengabsen siswa
2. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
3. Guru menjelaskan materi yang diajarkan dengan
menggunakan model Talking Stick
4. Guru mempersilahkan siswa bertanya terkait
dengan materi yang akan diajarkan
5. Guru menanggapi jawaban dan pertanyaan siswa
6. Guru memberikan Post-test
c. Pengamatan, meliputi pengamatan terhadap
kegiatan yang dilakukan oleh peneliti dan juga siswa dalam proses pembelajaran
dengan menggunakan model Talking Stick.
d.
Refleksi,
peneliti mengkaji, melihat dan mempertimbangkan hasil atau dampak dari tindakan
yang dilakukan berdasarkan lembar pengamatan yang diisi oleh pengamat.
B.
Subjek
Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalahsiswa-siswi kelas VII di
MTsS Babun Najah Banda Aceh tahun ajaran 2014/2015. Adapun tempat penelitian
yang digunakan oleh si peneliti dalam melakukan penelitian untuk memperoleh
data yang diinginkan, yaitu di salah satu Madrasah Tsanawiyah Swasta (MTsS)
Babun Najah yang bertempat di desa Doy
Ulee Kareng Banda Aceh.
C.
Rencana
Penelitian
1. Tehnik Pengumpulan Data
Dalam melaksanakan
kegiatan penelitian ini, pengumpulan data dilakukan melalui beberapa tahapan
yaitu :
a. Observasi
Menurut Suharsimi Arikunto, observasi yaitu
kegiatan pemuatan perhatian terhadap sesuatu objek terhadap sesuatu objek
dengan menggunakan seluruh alat indra. Tehnik ini dilakukan dengan cara
mengamati dan mencatat secara teliti.[6] Dalam penelitian ini
observasi yang digunakan bersifat kuantitatif
yakni dengan mencatat jumlah peristiwa-peristiwa penting dan tingkah laku
tertentu.
Observasi dalam
penelitian ini dilakukan dengan mengamati siswa dan guru selama proses
pembelajaran untuk setiap kali pertemuan. Untuk membatasi pengamatan, observasi
ini dilakukan dengan menggunakan lembar pengamatan. Lembar pengamatan ini
memuat aktivitas yang akan diamati serta kolom-kolom yang menunjukkan tingkat
dari setiap aktivitas yang diamati. Pengisian lembar pengamatan dilakukan
dengan memberikan nilai dalam kolom yang telah disediakan sesuai dengan
gambaran yang diamati.
b. Tes
Menurut S. Eko Putro
Widoyoko, tes merupakan salah satu alat untuk melakukan pengukuran. Tes
tersebut untuk mengumpulkan informasi, karakteristik suatu objek dan teknik
yang digunakan untuk mendapatkan informasi objek (murid) yang berbentuk suatu
tugas dengan aturan tertentu.[7]Tes yang digunakan dalam
penelitian ini adalah tes akhir (post test)
yang dilakukan setelah belajar mengajar berlangsung untuk mengetahui aktivitas
dan hasil belajar. Dalam penelitian ini dilakukan untuk mengetahui ketuntasan
indikator setelah dilaksanakan pembelajaran dengan menggunakan model
pembelajaran Talking Stick.
c. Angket
Angket merupakan suatu
daftar yang berisikan rangkaian pertanyaan mengenai suatu masalah atau bidang
yang akan diteliti. Untuk memperoleh data, angket disebarkan kepada responden.[8] Angket dalam penelitian
ini adalah pertanyaan yang berbentuk tanggapan atau respon siswa untuk
mengetahui persepsi siswa mengenai penerapan model Talking
Stick pada pembelajaran aqidah akhlak di kelas VII
MTsS Babun Najah Banda Aceh. Angket diberikan kepada siswa setelah selesai
kegiatan belajar mengajar seluruhnya, untuk kemudian diisi oleh masing-masing
siswa.
d. Wawancara
Wawancara (interview)
merupakan salah satu teknik pengumpulan informasi yang dilakukan dengan cara mengadakan
tanya jawab, baik secara langsung maupun tidak langsung. Teknik wawancara mampu
menggali pengetahuan, pendapat, dan pendirian seseorang tentang suatu hal.[9]
2.
Tehnik
Analisis Data
Pengolahan data dilakukan
dengan menghitug nilai rata-rata, persentase ketuntasan belajar siswa,
aktivitas siswa dan guru. Lebih jelasnya statistic yang digunakan adalah
sebagai berikut:
a) Menghitung nilai rata-rata
Perhitungan nilai
rata-rata dilakukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
Keterangan :
Ẍ = Nilai Rata-rata
∑× =
Jumlah Seluruh Nilai Siswa
N = Jumlah Siswa
b) Menghitung Ketuntasan Belajar Siswa
Untuk mengolah
ketuntasan belajar siswa secara individu dan clasical digunakan rumus yang
disarankan oleh Arikunto berikut ini:
Keterangan :
P =
Persentase
F =
Frekuensi
N =
Jumlah Siswa
100% = Bilangan
Konstanta (tetap)[10]
Siswa dikatakan tuntas
belajar secara individu bila memiliki daya serap ≥ 56% dari skor tes ketuntasan
belajar secara klasikal tercapai bila ≥ 85% murid di kelas tersebut telah
tuntas belajar.
c) Aktivitas Murid dan Guru
Aktivitas guru dan
murid di dalam mengelola pembelajaran di analisa dengan menggunakan rumus
persentase yang disarankan oleh Arikunto berikut ini:
Keterangan :
P
= Persentase
F
= Frekuensi
N =
Jumlah Siswa
100% = Bilangan Konstanta (tetap)
Data aktivitas siswa
selama pembelajaran dengan menggunakan metode diskusi adalah dengan menggunakan
ketentuan yang dikemukakan oleh Sudijono sebagai berikut:
Tabel 3.1 Kriteria
klasifikasi persentase aktivitas guru dan siswa
No
|
Persentase
|
Nilai Huruf
|
Bobot
|
Kategori Penilaian
|
1.
2.
3.
4.
5.
|
86% - 100%
76% - 85%
60% - 75%
55% - 59%
<54%
|
A
B
C
D
E
|
4
3
2
1
0
|
Sangat Baik
Baik
Cukup
Kurang
Kurang Sekali
|
|
D. Pedoman Penulisan
Dalam penulisan dan
penyusunan skripsi ini penulis berpedoman pada buku pedoman penulisan karya
ilmiah yang diterbitkan oleh tim Fakultas Tarbiyah dan Keguruan (FTK) UIN
Ar-Raniry Darussalam Banda Aceh tahun 2015.
[1]Wijaya Kusumah dan Dedi Dwitagama. Mengenal Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta:
Permata Puri Media, 2009), h. 9.
[2]Djunaidy Ghony, Penelitian Tindakan Kelas, ( Malang: UIN-Malang
Press, 2008), h. 8.
[3]Kunandar, Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan
Profesi Guru, Ed. 1, (Jakarta: Rajawali Press, 2012, h. 45.
[4]Suhardjono, Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Kegiatan Pengembangan
Profesi Guru,(Jakarta: Bumi Aksara, 2009), h. 61.
[5] E. Mulyasa, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2005), h. 155.
[6]Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta:
Rineka Cipta, 2002), h. 199
[7]Widoyoko, S. Eko Putro, Evaluasi Program Pembelajaran, (Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 2012), h. 2.
[8] Chalid Narbuko dan Abu Achmadi, Metodologi Penelitian, (Jakarta:
Bumi Aksara, 2004), h. 76.
[10]Arikunto, Prosedur Penelitian. (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), h. 26.
Comments
Post a Comment