BAB IV
HASIL
PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A.
Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Penelitian
ini dilaksanakan di MTsS Babun Najah gampong Doy Ulee
Kareng Banda Aceh.Madrasah Tsanawiyah swasta Babun
Najah didirikan pada tanggal 27 September 1994 sesuai dengan piagam pendirian madrasah
yang dikeluarkan oleh kepala kantor kementerian agama provinsi Aceh, dengan
luas area 9.565 m2. Madrasah
ini adalah madrasah swasta yang bernaung di bawah yayasan perguruan islam Babun
Najah.
Madrasah berbentuk boarding school
atau yang lebih dikenal dengan dayah terpadu. Dikatakan boarding school karena
siswanya diasramakan, sementara dikatakan dayah terpadu karena madrasah ini
berada di bawah yayasan perguruan islam Babun Najah yang bergerak dalam bidang
pendidikan dayah, oleh karena itu madrasah adalah berbentuk dayah terpadu,
karena melaksanakan pendidikan formal di bawah kementerian agama dan pendidikan
dayah.Adapun yang menjadi batas MTsS Babun Najah sebagai berikut :
a. Sebelah barat berbatasan dengan perumahan
warga
b. Sebelah timur berbatasan dengan toko
c. Sebelah selatan berbatasan dengan sekolah
luar biasa (SLB) Bukesra
d. Sebelah utara berbatasan dengan kebun dan
rumah warga
Berdasarkan informasi yang diperoleh
melalui tata usaha MTsS Babun Najah, selama
pendirian madrasah ini telah mengalami pergantian kepala madrasah sebanyak 9 kali.Adapun semenjak
tahun 2014 hingga saat ini MTsS Babun Najah di kepalai oleh bapak Drs. Mustika
Fuadi, beliau merupakan alumni dari IAIN Ar-Raniry yang sekarang menjadi UIN
Ar-Raniry fakultas Tarbiyah jurusan Matematika.
1.
Visi dan Misi
MTsS Babun Najah memilih visijangka
panjang, jangka menengah dan jangkapendek. Visi ini menjiwai siswa madrasahuntuk
selalu mewujudkannya setiap saat dan berkelanjutan dalam mencapai tujuan
madrasah: “Terwujudnya Lembaga Yang Unggul Dalam Mutu dan Berwawasan Qur`ani”.
Visi tersebut mencerminkan profil dan cita-cita madrasah yang:
a.
Berorientasi ke depan dengan
memperhatikan potensi kekinian
b.
Sesuai dengan norma dan harapan
masyarakat
c.
Ingin mencapai keunggulan
d.
Mendorong semangat dan komitmen
seluruh warga sekolah/madrasah
e.
Mendorong adanya perubahan yang
lebih baik
f.
Mengarahkan langkah-langkah
strategis misi madrasah
Untuk mencapai visi tersebut,
perlu dilakukan suatu misi berupa kegiatan jangka panjang dengan arah yang
jelas. Berikut ini merupakan misi yang dirumuskan berdasarkan visi di atas.
Adapun misi MTsS Babun Najah kota Banda Aceh
adalah:
- Menciptakan generasi muslim yang dapat menguasai imtaq dan iptek.
- Membentuk insan yang berakhlakul karimah serta cerdas dalam berpikir.
- Berwawasan luas dalam bertindak dan terampil dalam berbuat.
- Membina insan yang dapat melaksanakan syariat islam secara kaffah.
2.
Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasarana pendidikan di sekolah merupakan
salah satu faktor yang sangat menentukan proses belajar mengajar, dengan adanya
sarana dan prasarana yang lengkap maka hasil yang dicapai akan lebih baik,
perpustakaan yang lengkap, peralatan laboratorium, media-media belajar yang
baik bahkan dilengkapi dengan komputer dan lain sebagainya. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat dari tabel sebagai berikut :
Tabel 4.1. Sarana dan Prasarana MTsS Babun Najah
No
|
Uraian
|
Jumlah
|
Keteranga
|
1.
|
Ruang Kepala
Madrasah
|
1 Buah
|
Baik
|
2.
|
Ruang Belajar
Teori
|
12 Buah
|
Baik
|
3.
|
Ruang Guru
|
1 Buah
|
Baik
|
4.
|
Ruang Tata
Usaha
|
1 Buah
|
Baik
|
5.
|
Ruang
Perpustakaan
|
1 Buah
|
Baik
|
6.
|
Ruang
Laboratorium Bahasa
|
-
|
|
7.
|
Ruang
Laboratorium IPA
|
1 Buah
|
Baik
|
8.
|
Ruang
Laboratorium Komputer
|
1 Buah
|
Baik
|
9.
|
Ruang
Bimpen/Osis
|
-
|
|
10.
|
Ruang WC
Siswa
|
8 Buah
|
Baik
|
11.
|
Ruang WC Guru
|
1 Buah
|
Baik
|
Sumber: Tata Usaha MTsS Babun Najah
Dari
tabel diatas dapat dilihat bahwa bahwa fasilitas yang tersedia di MTsS Babun
Najah sudah memadai untuk proses belajar mengajar. Selain itu, keberadaan siswa
juga merupakan faktor yang sangat penting dalam menunjang proses belajar
mengajar. Jika siswa tidak ada maka proses belajar mengajar tidak bisa
dilaksanakan.
MTsS
Babun Najah memiliki siswa yang keseluruhannya berjumlah 314 siswa yang terdiri
dari kelas VII berjumlah 95 siswa, kelas VIII berjumlah 109 siswa, dan kelas IX berjumlah 110 siswa.
3.
Keadaan Siswa yang diteliti
MTsS Babun Najah
merupakan madrasah yang bernaung dibawah pendidikan pesantren sehingga
antara siswa laki-laki dan siswi perempuan tidak disatukan dalam satu kelas,
akan tetapi siswa laki-laki sesama siswa laki-laki dan siswi perempuan sesama
siswi perempuan. Adapun kelas yang peneliti gunakan sebagai subjek penelitian
adalah kelas VIII-3 yang merupakan jumlah siswanya sebanyak 30 siswa yang
berjenis kelamin laki-laki semua.
Peneliti memilih siswa kelas VIII-3
sebagai subjek penelitian hal ini karena memiliki keragaman latar belakang yang
bervariasi sehingga peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian di kelas
tersebut. Adapun latar belakang siswa yang peneliti jadikan sebagai objek
penelitian kebanyakan mereka berasal dari keluarga pegawai negeri sipil ( PNS)
dan sebagian dari mereka berasal dari keluarga Wiraswasta, hal ini diketahui
dari hasil tanya jawab dengan siswa yang bersangkutan.
4.
Keadaan Guru
MTsS Babun Najah telah mengalami pertumbuhan yang
sangat baik, baik dari segi jumlah peserta didik yang terus meningkat, sarana dan
prasarana terus disempurnakan, dan dewan pengajar yang semakin baik dan telah
memiliki 15 orang guru yang berstatus PNS di samping itu memiliki sebanyak 13
orang guruyang berstatus non PNS, dan 1 orang kepala TU,1 orang staf TU, 1 orang staf perpustakaan dan 1 orang
petugas sekolah.
Adapun guru pendidikan agama di
MTsS Babun Najah berjumlah 4 orang dengan bidang studi yang berbeda. Bidang
studi Fiqih diasuh oleh ibu Yusrawati Usman, BA, bidang studi Al-Qur’an dan
Hadist diasuh oleh ibu Laila, S.Ag, bidang studi Sejarah Kebudayaan Islam
diasuh oleh ibu Sri Rahmadani, MA, sementara bidang studi yang ingin penulis
teliti terkait dengan penerapan model pembelajaran Talking Stick bidang studi Aqidah Akhlak diasuh oleh ibu
Dra. Fadhlillah Amin.
B. Data
Hasil Angket
Tabel 4.2.Apakah kalian menyukai cara mengajar yang digunakanoleh guru dalam
menyampaikanmateri dengan menggunakan model Talking Stick ?
No
|
Alternatif Jawaban
|
Frekuensi
|
Persentase
|
1.
|
Ya
|
30
|
100 %
|
2.
|
Tidak
|
0
|
0 %
|
|
Jumlah
|
|
100 %
|
Berdasarkan hasil
persentase tabel di atas dapat di simpulkan bahwa 100% responden menyukai cara
mengajar yang digunakan oleh guru dalam menyampaikan materi dengan menggunakan
model Talking Stick. Hal ini terbukti dari hasil persentase diatas yaitu
sebanyak 30 atau 100% siswa menjawab ya dan 0% siswa menjawab tidak.
Dari
tabel 4.2 di atas dapat di pahami bahwa peneliti telah berupaya mencari cara
agar peserta didik tertarik untuk belajar khususnya dalam pelajaran aqidah
akhlak, bahwa ada banyak model pembelajaran yang dapat diterapkan dalam
pembelajaran di kelas. Jawaban yang diberikan oleh responden juga di dukung
oleh hasil pengamatan peneliti menunjukkan bahwa siswa menyukai cara belajar
dengan menggunakan Talking Stick.
Tabel 4.3.Apakah kalian merasakan
belajar dengan menggunakan model Talking Stick dapat meningkatkan
aktivitasbelajar pada pelajaran aqidah akhlak ?
No
|
Alternatif Jawaban
|
Frekuensi
|
Persentase
|
1.
|
Ya
|
30
|
100 %
|
2.
|
Tidak
|
0
|
0 %
|
|
Jumlah
|
|
100 %
|
Tabel 4.3 menunjukkan bahwa belajar dengan menggunakan
model Talking Stick dapat meningkatkan aktifitas. Hal ini dapat dilihat dari
hasil penyebaran angket dan di dukung oleh hasil pengamatan, dimana responden
yang memilih jawaban ya sebanyak 30 atau 100% sedangkan yang memilih tidak 0%.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa belajar dengan menggunakan Talking
Stick dapat meningkatkan aktifitas siswa dalam proses belajar mengajar
khususnya pada pelajaran aqidah akhlak.
Tabel 4.4.Apakah penerapan
model pembelajaran Talking Stick dapatmeningkatkan hasil belajar aqidah
akhlak ?
No
|
Alternatif Jawaban
|
Frekuensi
|
Persentase
|
1.
|
Ya
|
30
|
100 %
|
2.
|
Tidak
|
0
|
0 %
|
|
Jumlah
|
|
100 %
|
Dari tabel di atas sangat jelas bahwa
responden memberikan jawaban, bahwa dengan penerapan model Talking Stick dapat
meningkatkan hasil belajar aqidah akhlak. Ini dapat dilihat dari persentase
tabel 4.4 diatas menunjukkan bahwa sebanyak 30 atau 100% siswa menjawab ya dan
0% siswa menjawab tidak. Hal ini juga di
dukung oleh hasil penelitian yang di lakukan oleh peneliti dari setiap tindakan
menunjukkan peningkatan hasil belajar siswa setelah di adakan evaluasi antara
siklus I dengan siklus II.
Tabel 4.5.Apakah dengan
penerapan model pembelajaran Talking Stick dapatmembuat kalian lebih
mudah bekerja sama dengan teman ?
No
|
Alternatif Jawaban
|
Frekuensi
|
Persentase
|
1.
|
Ya
|
18
|
60 %
|
2.
|
Tidak
|
12
|
40 %
|
|
Jumlah
|
|
100 %
|
Berdasarkan keterangan tabel
diatas, maka terlihat dengan jelas bahwa siswa lebih mudah bekerja sama dengan
teman-temannya dalam proses belajar dikelas. Ini berdasarkan jawaban yang
diberikan responden yang menyatakan ya sebanyak 18 siswa atau 60% dan yang
menyatakan tidak sebanyak 12 siswa 40%. Hasil pengamatan lapangan juga terlihat
siswa lebih mudah bekerja sama dengan teman-temannya dalam mencari jawaban dari
setiap pertanyaan yang diajukan oleh peneliti.
Tabel 4.6. Apakah cara
guru menyampaikan materi dengan menggunakan modelpembelajaran Talking Stick
merupakan suatu hal yang baru bagi kalian ?
No
|
Alternatif Jawaban
|
Frekuensi
|
Persentase
|
1.
|
Ya
|
24
|
80 %
|
2.
|
Tidak
|
6
|
20 %
|
|
Jumlah
|
|
100 %
|
Dari tabel 4.6 di atassiswa
mengatakan cara guru menyampaikan materi dengan menggunakan model pembelajaran
Talking Stick merupakan suatu hal yang baru bagi mereka, hal ini dapat dilihat dari angket yang dibagikan kepada siswa dengan
alternatif jawaban “ya” atau “tidak”. Sementara yang menjawab ya sebanyak 24 orang siswa dengan
persentase 80% dari jumlah siswa 30 orang, sementara yang menjawab tidak sebanyak 6 siswa dengan persentase 20%. Hal ini juga
didukung oleh hasil pengamatan dan hasil wawancara dengan siswa bahwa model Talking
Stick merupakan hal yang barumereka dapatkan dalam proses belajar mengajar,
dan belum pernah diterapkan oleh guru-guru mereka sebelumnya.
Tabel 4.7. Apakah dengan
menggunakan model pembelajaran Talking Stickdapatmembuat kalian lebih
aktif dalam belajar ?
No
|
Alternatif Jawaban
|
Frekuensi
|
Persentase
|
1.
|
Ya
|
30
|
100 %
|
2.
|
Tidak
|
0
|
0 %
|
|
Jumlah
|
|
100 %
|
Berdasarkan keterangan tabel
diatas menunjukkan tanggapan responden bahwa belajar dengan menggunakan model Talking
Stickdapat membuat mereka lebih aktif dalam proses belajar, dan jawaban
yang diberikan responden dengan katagori ya sebanyak 30 siswa atau 100% dan
katagori tidak sebanyak 0%. Hal ini juga didukung oleh hasil pengamatan bahwa
dengan menggunakan model pembelajaran Talking Stick dapat membuat mereka
lebih aktif khususnya dalam pembelajaran Aqidah Akhlak.
Tabel 4. 8. Apakah dengan
penerapan model pembelajaran Talking Stickkalian merasakan
lebih menarik dalam belajar ?
No
|
Alternatif Jawaban
|
Frekuensi
|
Persentase
|
1.
|
Ya
|
24
|
80 %
|
2.
|
Tidak
|
6
|
20 %
|
|
Jumlah
|
|
100 %
|
Dari tabel 4.8 di atassiswa
mengatakan dengan penerapan model pembelajaran Talking Stick proses
belajar mengajar akan lebih menarik,
hal ini dapat dilihat dari hasilpersentase yang diberikan oleh respondendengan alternative jawaban “ya” atau “tidak”.
Sementara yang menjawab ya sebanyak 24 orang siswa dengan persentase 80% dari
jumlah siswa 30 orang, sementara yang menjawab tidak 6 siswa dengan persentase 20%. Hal ini juga
didukung oleh hasil pengamatan bahwa belajar dengan menggunakan Talking
Stick siswa akan lebih menarik dan bersemangat dalam proses pembelajaran di
kelas.
C.
Pembahasan Hasil Penelitian
1.
Pendekatan Awal Pra Tindakan
Setelah mengadakan seminar proposal judul skripsi, peneliti mengajukan surat izin
penelitian ke bagian akademik yang telah disetujui oleh dosen pembimbing.
Selanjutnya peneliti menemui kepala sekolah MTsS Babun Najah untuk
menyerahkan surat izin penelitian. Peneliti menjelaskan maksud menemui kepala
sekolah yaitu untuk meminta izin melakukan penelitian untuk menyelesaikan tugas
akhir kuliah Strata 1 di UIN Ar-Raniry.
Kepala sekolah menyambut dengan senang hati dan
tidak keberatan apabila peneliti ingin melakukan penelitian serta berharap
dengan diadakannya penelitian dapat memberikan pengetahuan baru tentang
model-model pembelajaran yang dapat memberikan sumbangan besar tehadap kemajuan
proses pembelajaran di kelas. Selanjutnya untuk lebih jelasnya kepala sekolah
memberikan saran agar menemui guru mata pelajaran Aqidah Akhlak kelasVII-4 untuk membahas langkah-langkah yang
akan di lakukan pada waktu penelitian.
Setelah menemui kepala sekolah pada hari yang sama
peneliti menemui guru mata pelajaran Aqidah Akhlak kelasVII-3 untuk menyampaikanrencana penelitian yang telah
mendapat izin dari kepala sekolah. Peneliti memberikan gambaran tentang
penelitian yang akan dilakukan di kelas VII-3.
Peneliti menyampaikan kepada Ibu Fadhlillah Amin
bahwa ketika penelitian yang bertindak sebagai pelaksana ialah peneliti, sedangkan
guru dan teman sejawat bertindak sebagai observer (pengamat). Observer bertugas
untuk mengamati proses pembelajaran, apakah sudah sesuai dengan rencana yang
telah dibuat ataukah belum. Untuk mempermudah dalam pengamatan, peneliti
memberikan lembar observasi kepada observer.Tugas observer ialah mengisi lembar
observasi tersebut sesuai dengan hasil pengamatan.
Pada pertemuan tersebut peneliti juga menanyakan
tentang kondisi dan latar belakang siswa kepada Ibu Fadhlillah Amin.
Berdasarkan keterangan yang diberikan oleh Ibu Fadhlillah Amin jumlah siswa kelas VII-4 adalah 30 siswa yang
semuanya laki-laki. Selain itu peneliti juga melakukan wawancara pra tindakan
dengan Ibu Fadhlillah Amin.Adapun pedoman wawancara guru
sebagaimana terlampir.
Berdasarkan hasil wawancara
dengan Ibu Fadhlillah Amin peneliti mendapatkan beberapa informasi bahwa selama
ini model pembelajaran kooperatif tipe Talking Stick belum pernah
diterapkan di kelas.Ibu Fadhlillah Amin hanya menggunakan metode-metode yang
biasa digunakan ketika mengajar dikelas. Metode-metode tersebut antara lain metodeceramah,metode
tanya jawab dan metode penugasan. Informasi lain yang diperoleh yaitu hasil
belajar Aqidah Akhlak masih banyak yang dibawah KKM, yaitu 75.
Sesuai dengan kesepakatan dengan guru pengasuh mata
pelajaran Aqidah Akhlak kelas VII-4, pada hari Jum’at tanggal 6 Agustus2015, peneliti memasuki kelas untuk
mengadakan pengamatan.Peneliti mengamati secara cermat kondisi dan situasi
kelas VII-4 yang dijadikan objek penelitian.
2.
Paparan Data Pelaksanaan Tindakan Siklus I
Pada siklus I ini peneliti melaksanakan pembelajaran
dengan 2 kali pertemuan. Pertemuan 1 dengan alokasi waktu 2 JP peneliti gunakan untuk menjelaskan materi memahami dasar
dan tujuan akidah islam dan menjelaskan tata cara penerapan model
Talking Stick.
Sedangkan pada pertemuan ke 2 digunakan peneliti untuk menerapkan model
pembelajaran kooperatif tipe Talking Stick.
Tahap-tahap yang dilaksanakan pada pelaksanaan
penelitian siklus I ini terdiri dari 4 tahap, yaitu: tahap perencanaan, tahap
pelaksanaan, tahap observasi, dan tahap refleksi. Untuk lebih jelasnya akan
dijelaskan uraian masing-masing tahapan penelitian sebagai berikut:
a. Tahap
Perencanaan Tindakan
Pada tahap perencanaan ini hal-hal yang perlu
dipersiapkan antara lain:
Ø Melakukan koordinasi dengan guru mata
pelajaran Akidah Akhlak kelas VII-4.
Ø Menyiapkan RPP yang akan digunakan untuk
mengajar sesuai dengan pokok bahasan yaitu memahami dasar dan tujuan akidah
islam.
Ø Menyiapkan materi yang akan diajarkan
dengan pokok bahasan memahami dasar dan tujuan akidah islam.
Ø Menyiapkan lembar evaluai siklus I yang
bertujuan untuk menguji tingkat pemahaman siswa setelah diterapkan model
pembelajaran kooperatif tipe Talking Stick.
Ø Menyiapkan lembar observasi yang akan
digunakan untuk mengamati aktivitas guru dan siswa selama proses pembelajaran
berlangsung di kelas.
b. Tahap Pelaksanaan
1) Pertemuan Pertama
ü Kegiatan Awal
Pada kegiatan awal,peneliti mengucapkan salam
terlebih dahulu kemudian dilanjutkan dengan berdoa bersama-sama. Setelah
selesai berdoa peneliti mengabsen siswa dan dilanjutkan dengan menyampaikan
tujuan pembelajaran.Kemudian peneliti memberikan pertanyaan kepada siswa untuk
memastikan materi prasyarat sudah dikuasai siswa.
ü Kegiatan Inti
Pada kegiatan inti peneliti menjelaskan
secara detail dasar dan tujuan aqidah islam. Setelah peneliti menyampaikan
keseluruhan materi, peneliti memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya.
ü Kegiatan Akhir
Pada kegiatan akhir, peneliti mengajak siswa untuk
menyimpulkan materi yang baru dipelajari, memotivasi siswa untuk giat belajar
dan menginformasikan materi pembelajaran yang akan dipelajari pada pertemuan
berikutnya. Selanjutnya, peneliti mengakhiri pembelajaran dengan membaca
hamdalah dan mengucapkan salam.
2) Pertemuan Kedua
ü Kegiatan Awal
Seperti pertemuan sebelumnya pada awal kegiatan
pembelajaran peneliti mengucapkan salam serta mengabsen siswa. Setelah itu peneliti
menyampaikan tujuan pembelajaran.
ü Kegiatan Inti
Kegiatan inti diawali dengan memberikan pertanyaan
untuk mengingatkan siswa tentang materi memahami dasar dan tujuan akidah islamyang
telah dipelajari pada pertemuan sebelumnya. Kegiatan selanjutnya peneliti
memberikan tongkat yang berukuran 20 cm kepada salah satu siswa.Peneliti menyuruh
siswa untuk memberikan tongkat kepada teman disampingnya.Kegiatan ini diiringi
dengan musik.Siswa yang mendapat tongkat ketika musik berhenti wajib menjawab
pertanyaan dari peneliti.Kegiatan ini dilakukan sampai seluruh siswa mendapat
pertanyaan dari peneliti.Setelah selesai peneliti memberi kesempatan kepada
siswa untuk bertanya apabila ada yang kurang jelas.
ü Kegiatan Akhir
Pada kegiatan akhir, peneliti melakukan tes akhir(post
tes) untuk mengetahui apakah ada peningkatan hasil belajar siswa setelah
penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Talking Stick.Untuk
mengerjakan soal tes peneliti memberikan waktu 15 menit. Setelah waktu
mengerjakan habis, peneliti menyuruh siswa mengumpulkan lembar jawaban mereka
ke depan. Selanjutnya, peneliti mengakhiri pembelajaran dengan membaca hamdalah
dan mengucapkan salam.
3.
Data Hasil Post Test Siklus I
Soal post test yang diberikan pada siswa pada siklus
I ini sebanyak 10 soal multiple coise.Adapun lembar soal sebagaimana terlampir.
Tabel 4.9. Hasil Analisis Post Test Siklus I
No
|
Nama
Siswa
|
Nilai
Akhir (KKM 75)
|
Tidak
Tuntas
|
Tuntas
|
1.
|
Mufakkir
Zikro
|
60
|
√
|
|
2.
|
Mufthi Rasyid
|
65
|
√
|
|
3.
|
M. Fadhiel Ardiansyah
|
60
|
√
|
|
4.
|
M. Haikal Firdaus
|
50
|
√
|
|
5.
|
Muhammad Bany
|
67
|
√
|
|
6.
|
Muhammad Zulizar S.
|
80
|
|
√
|
7.
|
Irsan Amnar
|
75
|
|
√
|
8.
|
Haikal Izzatul Abdy
|
60
|
√
|
|
9.
|
Alwiskurni
|
50
|
√
|
|
10.
|
Defit Nofrian
|
60
|
√
|
|
11.
|
Munawir
|
87
|
|
√
|
12.
|
Muhammad Alif Maiza
|
60
|
√
|
|
13.
|
M. Faris
|
60
|
√
|
|
14.
|
Hafiz Aulia
|
65
|
√
|
|
15.
|
Zian Haeqal
|
65
|
√
|
|
16.
|
Arie Ramadhana
|
60
|
√
|
|
17.
|
Afzalul Hadi
|
50
|
√
|
|
18.
|
Ahmad Kamil
|
45
|
√
|
|
19.
|
Davi Faris Akmal
|
60
|
√
|
|
20.
|
Hafiz Ramadhan
|
85
|
|
√
|
21.
|
Sattra Kudri
|
65
|
√
|
|
22.
|
Afif Raihan
|
70
|
√
|
|
23.
|
Muhammad Taufiq A.
|
60
|
√
|
|
24.
|
M. Attariksyah
|
85
|
|
√
|
25.
|
Maulidil Suja
|
63
|
√
|
|
26.
|
Muhammad Izzatul U.
|
85
|
|
√
|
27.
|
Misbahul Munar
|
85
|
|
√
|
28.
|
Mubarak As Siddiq
|
60
|
√
|
|
29.
|
Aulia Hafiz
|
80
|
|
√
|
30.
|
Irhamna Alauddinsyah
|
60
|
√
|
|
|
Jumlah
|
1977
|
22
|
8
|
|
Jumlah skor : 1977
Jumlah skor maksimal : 3000
Rata-Rata
Skor Tercapai : 65,90 %
|
Tabel 4.10.Hasil Rekapitulasi Siklus I
No.
|
Uraian
|
Keterangan
|
1
|
Jumlah siswa seluruhnya
|
30
|
2
|
Jumlah peserta tes
|
30
|
3
|
Nilai rata-rata siswa
|
65,90
|
4
|
Jumlah siswa yang tuntas belajar
|
8
|
5
|
Jumlah siswa yang tidak tuntas belajar
|
22
|
6
|
Ketuntasan belajar
|
26,66 %
|
Berdasarkan tabel 4.10 diatas
dapat deketahui bahwa hasil belajar siswa pada siklus I bahwa nilai rata-rata
siswa 65,90, dengan perincian siswa yang tuntas sebanyak 26,66 % (8 siswa) dan siswa yang tidak tuntas 73,33
% (22 siswa).
Pada presentase ketuntasan belajar siswa kelas VII-4
pada siklus I dapat diketahui bahwa, hasil belajar siswa belum memenuhi
kriteria ketuntasan minimum belajar yaitu 75 % dari jumlah keseluruhan siswa
yang memperoleh nilai 75. Untuk itu peneliti perlu melanjutkan ke siklus II
untuk membuktikanbahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Talking
Stick dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VII-4.
4.
Data Hasil Observasi Peneliti dan Siswa dalam Pembelajaran
Pada tahap observasi yang bertindak sebagai observer
adalah Ibu Fadhlillah Amin selaku guru mata pelajaran Aqidah Akhlak sebagai
pengamat I dan teman sejawat peneliti yang bernama Septemi Pria Minsah sebagai
pengamat II.Observasi ini dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan.Tugas observer
ialah mengamati seluruh aktivitas yang dilakukan oleh peneliti apakah sudah
sesuai dengan rencana yang telah dibuat ataukah belum dan apakah siswa bisa
mengikuti pembelajaran dengan baik ataukah tidak.Jenis observasi yang digunakan peneliti ialah
observasi tersruktur dan siap pakai.Tugas observer ialah mengisi lembar
observasi yang telah disediakan oleh peneliti. Berikut ini hasil observasi
aktivitas peneliti dan siswa dapat dilihat dalam tabel di bawah :
Tabel 4.11 Hasil Analisis Observasi Aktivitas Peneliti dan
Siswa Siklus I
Keterangan
|
Aktivitas
peneliti
|
Aktivitas
siswa
|
Jumlahskor yang didapat
|
36
|
38
|
Skor maksimal
|
50
|
50
|
Keberhasilan
|
72 %
|
76 %
|
KriteriaTaraf Keberhasilan
|
Cukup
|
Baik
|
Berdasarkan hasil analisis
diatas dapat diketahui bahwa secara umum peneliti sudah melaksanakan kegiatan
sesuai dengan rencana yang telah di dirancang.Akan tetapi, masih ada beberapa
rencana yang belum dilaksanakan oleh peneliti. Rata- rata tarafkeberhasilan aktivitaspeneliti baru mencapai 72 %
dengan kriteria cukup sedangkan keberhasilan aktivitas siswa mencapai 76 %
dengan kriteria baik. Sesuai dengan taraf keberhasilan yang
telah ditentukan, yaitu:
Tabel 4.12. Kriteria Penilaian Taraf Keberhasilan Tindakan
Keberhasilan
|
Nilai Huruf
|
Bobot
|
Predikat
|
86 - 100 %
|
A
|
4
|
Sangat Baik
|
76 - 85 %
|
B
|
3
|
Baik
|
60 - 75 %
|
C
|
2
|
Cukup
|
55 - 59 %
|
D
|
1
|
Kurang
|
< 54 %
|
E
|
0
|
Kurang Sekali
|
Berdasarkan hasil observasi aktivitas siswa. Taraf keberhasilan aktivitas siswa pada
siklus Itermasuk dalam kategori “Baik”.
ü Data Hasil Wawancara
Wawancara dengan siswa dilakukan ketika pembelajaran
telah usai yaitu ketika jam istirahat. Ketika peneliti duduk di depan kantor
ada beberapa siswa yang menghampiri dan duduk di sebelah peneliti. Kesempatan
ini di gunakan oleh peneliti untuk melakukan wawancara dengan siswa.
Berdasarkan hasil wawancara dengan siswa peneliti memperoleh beberapa informasi
bahwa ketika proses pembelajaran guru tidak pernah menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipeTalking Stick. Guru hanya menggunakan metode
ceramah, tanya jawab dan penugasan. Adapun pedoman wawancara sebagaimana
terlampir.
ü Tahap
Refleksi
Pada tahap ini peneliti dapat melihat hasil
sementara dari penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Talking Stick
untuk meningkatkan hasil Aqidah Akhlak siswa kelas VII-4 pokok bahasan memahami
dasar dan tujuan akidah islam di MTsS Babun Najah.
Berdasarkan hasil refleksi, observasi, wawancara serta
catatan lapangan dapat diperoleh hal-hal sebagai berikut :
a) Masih ada beberapa siswa yang belum aktif
dalam mengikuti pembelajaran.
b) Masih ada beberapa siswa yang sibuk sendiri ketika peneliti menerapkan model
pembelajaran kooperatif tipe Talking Stick.
c) Dalam menyelesaikan soal evaluasi yang
diberikan oleh peneliti masih banyak siswa yang nyontek dan bertanya kepada
temannya.
d) Hasil belajar siswa pada siklus I belum
memenuhi kriteria ketuntasan belajar yang telah ditentukan.
Pada pelaksanaan penelitian siklus I ini masih
banyak kekurangannya, baik pada aktivitas siswa maupun aktivitas peneliti.Oleh
karena itu, peneliti merasa perlu mengadakan perbaikan pada siklus berikutnya.
Adapun upaya yang dilakukan oleh peneliti sebagai berikut :
a) Peneliti harus memberikan motivasi kepada
siswa untuk selalu belajar agar nilai mereka menjadi bagus.
b) Peneliti harus membuat pembelajaran
semenarik mungkin sehingga siswa akan tertarik mengikuti pembelajaran.
c) Dalam menjelaskan materi pelajaran
peneliti harus berusaha memberikan penjelasan yang dapat dengan mudah dipahami oleh siswa.
Dari uraian diatas masih belum ada peningkatan
keaktifan siswa ketika mengikuti pembelajaran, hasil belajar siswa masih belum
sesuai dengan KKM yang ditentukan, serta peneliti masih belum berhasil dalam
melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan model kooperatif tipe Talking Stick.Oleh karena itu,peneliti merasa perlu melanjutkan
ke siklus II agar hasil belajar siswa dapat ditingkatkan.
Setelah melakukan refleksi peneliti berkonsultasi
dengan guru mata pelajaran untuk melanjutkan ke siklus II.Setelah mendapat
persetujuan dari guru mata pelajaran peneliti melanjutkan penelitian ke siklus II.
5.
Paparan Data Pelaksanaan Tindakan Siklus II
Siklus ke II ini dilaksanakan setelah adanya
refleksi dan perbaikan pada siklus I. Pada siklus ke II dilaksanakan 1 kali pertemuan
dengan alokasi waktu 2 JP.Sama dengan siklus I, siklus ke II terdiri dari
empat tahap, yaitu: tahap perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi.
Adapun perincian tahapan-tahapan tersebut sebagai berikut:
a.
Tahap Perencanaan
Pada siklus II kegiatan yang dilakukan sama seperti
kegiatan pada siklus I. Adapun tahapan - tahapan pada siklus II sebagai berikut
:
1) Melakukan koordinasi dengan guru mata
pelajara Aqidah Akhlak kelas VII-4 Babun Najah.
2) Menyiapkan RPP sesuai materi yang akan
diajarkan dengan pokok hubungan iman, islam dan ihsan.
3) Menyiapkan materi yang akan diajarkan
dengan pokok bahasan menjelaskan hubungan iman, islam dan ihsan.
4) Menyiapkan lembar tes siklus II untuk
menguji tingkat pemahaman siswa setelah diterapkan model pembelajaran
kooperatif tipe Talking Stick.
5) Menyiapkan lembar observasi yang
digunakan untuk mengamati aktivitas peneliti dan aktivitas siswa selama proses
pembelajaran di kelas.
b. Tahap Pelaksanaan
Pada siklus ke II ini Sebelum melaksanakan
pembelajaran peneliti terlebih dahulu membuat RPP sebagai acuan dalam
mengajar.Adapun RPP siklus II sebagaimana terlampir.
ü Kegiatan Awal
Pada kegiatan awal peneliti mengkondisikan siswa
terlebih dahulu agar siap menerima pelajaran. Setelah siswa siap, peneliti
mengucapkan salam setelah itu dilanjutkan dengan mengabsen siswa, serta
menyampaikan tujuan pembelajaran agar siswa memiliki gambaran secara umum
tentang materi yang akan dipelajari.
Pada siklus II ini peneliti merubah cara penyampaian
materi pengantar agar siswa lebih mudah untuk memahami materi pelajaran.
Peneliti juga menyuruh siswa agar bersungguh-sungguh ketika membaca dan
memahami materi pelajaran yang ada di buku paket/ handout sebelum permainan Talking
Stick dimulai.Hal ini bertujuan agar siswa dapat menjawab pertanyaan yang
diajukan peneliti ketika siswa memegang tongkat paling akhir.
ü Kegiatan Inti
Pada kegiatan inti ini siswa harus benar- benar
menguasai materi untuk selanjutnya peneliti memberikan tongkat yang berukuran
20 cm kepada salah satu siswa.Peneliti menyuruh siswa untuk
memberikan tongkat kepada teman disampingnya.Kegiatan ini diiringi dengan
musik.Siswa yang mendapat tongkat ketika musik berhenti wajib menjawab
pertanyaan dari peneliti.Kegiatan ini dilakukan sampai seluruh siswa mendapat
pertanyaan dari peneliti.Setelah selesai peneliti memberi kesempatan kepada
siswa untuk bertanya apabila ada yang kurang jelas.
ü Kegiatan Akhir
Setelah peneliti merasa siswa sudah memahami materi
pelajaran, peneliti memberikan tes akhir (post test).Peneliti memberi
waktu kepada siswa untuk mengerjakan soal selama 15 menit. Setelah seluruh
siswa selesai mengerjakan soal, peneliti menyuruh siswa untuk
mengumpulkanlembar jawaban mereka ke depan. Setelah semua siswa mengumpulkan lembar
jawaban, peneliti memberikan kesimpulan dan penguatan materi yang baru saja
dipelajari. Selanjutnya peneliti mengakhiri pelajaran dengan membaca hamdalah
dan mengucapkan salam.
Pada siklus II ini siswa lebih bersemangat mengikuti
kegiatan pembelajaran.Kebanyakan dari siswa mampu menjawab pertanyaan yang
diajukan peneliti dengan benar, walaupun masih ada yang kesulitan menjawab
pertanyaan dari peneliti.
6.
Data Hasil Post Test Siklus II
Soal post test yang diberikan pada siswa pada siklus
II ini sebanyak 10 soal jawaban singkat.Adapun lembar soal sebagaimana
terlampir.
Tabel 4.13. Hasil Analisis Post Test Siklus II
No
|
Nama
Siswa
|
Nilai
Akhir (KKM 75)
|
Tidak
Tuntas
|
Tuntas
|
1.
|
Mufakkir
Zikro
|
90
|
|
√
|
2.
|
Mufthi Rasyid
|
95
|
|
√
|
3.
|
M. Fadhiel Ardiansyah
|
85
|
|
√
|
4.
|
M. Haikal Firdaus
|
90
|
|
√
|
5.
|
Muhammad Bany
|
70
|
√
|
|
6.
|
Muhammad Zulizar S.
|
95
|
|
√
|
7.
|
Irsan Amnar
|
90
|
|
√
|
8.
|
Haikal Izzatul Abdy
|
85
|
|
√
|
9.
|
Alwiskurni
|
90
|
|
√
|
10.
|
Defit Nofrian
|
95
|
|
√
|
11.
|
Munawir
|
90
|
|
√
|
12.
|
Muhammad Alif Maiza
|
85
|
|
√
|
13.
|
M. Faris
|
85
|
|
√
|
14.
|
Hafiz Aulia
|
87
|
|
√
|
15.
|
Zian Haeqal
|
90
|
|
√
|
16.
|
Arie Ramadhana
|
90
|
|
√
|
17.
|
Afzalul Hadi
|
95
|
|
√
|
18.
|
Ahmad Kamil
|
80
|
|
√
|
19.
|
Davi Faris Akmal
|
80
|
|
√
|
20.
|
Hafiz Ramadhan
|
95
|
|
√
|
21.
|
Sattra Kudri
|
80
|
|
√
|
22.
|
Afif Raihan
|
95
|
|
√
|
23.
|
Muhammad Taufiq A.
|
80
|
|
√
|
24.
|
M. Attariksyah
|
90
|
|
√
|
25.
|
Maulidil Suja
|
70
|
√
|
|
26.
|
Muhammad Izzatul U.
|
80
|
|
√
|
27.
|
Misbahul Munar
|
80
|
|
√
|
28.
|
Mubarak As Siddiq
|
90
|
|
√
|
29.
|
Aulia Hafiz
|
90
|
|
√
|
30.
|
Irhamna Alauddinsyah
|
90
|
|
√
|
|
Jumlah
|
2607
|
2
|
28
|
|
Jumlah skor : 2607
Jumlah skor maksimal : 3000
Rata-Rata
Skor Tercapai : 86,90 %
|
Tabel 4.14 Rekapitulasi Hasil Tes Siklus II
No.
|
Uraian
|
Keterangan
|
1
|
Jumlah siswa seluruhnya
|
30
|
2
|
Jumlah peserta tes
|
30
|
3
|
Nilai rata-rata siswa
|
86,90
|
4
|
Jumlah siswa yang tuntas belajar
|
28
|
5
|
Jumlah siswa yang tidak tuntas belajar
|
2
|
6
|
Ketuntasan belajar
|
93,33 %
|
Berdasarkan hasil analisis diatas menunjukkan bahwa
hasil belajar siswa meningkat secara drastis dari hasil post test siklus I.
Dapat diketahui nilai rata-rata siswa 86,90. Dengan perincian siswa yang tuntas
belajar 28 siswa (93,33 %), sedangkan siswa yang tidak tuntas belajar 2 siswa
(6,66 %).
Berdasarkan presentase ketuntasan dapat diketahui
pada siklus II siswa kelas VII-4 peningkatan dengan ketuntasan belajar siswa
mencapai 93,33%sudah diatas kriteria ketuntasan minimum yang telah ditentukan.
Dengan demikian, penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Talking Stick
dapat meningkatkan hasil belajar Aqidah Akhlak siswa kelas VII-4 MTsS Babun
Najah.
7.Data Hasil Observasi Peneliti dan Siswa Siklus II
Tabel 4.15 Hasil Analisis Observasi Aktivitas Peneliti dan
Siswa Siklus II
Keterangan
|
Aktivitas peneliti
|
Aktivitas siswa
|
Jumlah skor yang didapat
|
46
|
47
|
Skor maksimal
|
50
|
50
|
Keberhasilan
|
92 %
|
94%
|
Taraf Keberhasilan
|
Sangat Baik
|
Sangat Baik
|
Berdasarkan hasil analisis
diatas dapat diketahui bahwa aktivitas peneliti mengalami peningkatan dari
siklus sebelumnya.Hal ini terbukti dengan rata-rata taraf keberhasilan peneliti
pada siklus ke I adalah 72 % sedangkan siklus II adalah 92 %. Sesuai dengan taraf keberhasilan yang
telah ditentukan, yaitu:
Tabel 4.16. Kriteria Penilaian Taraf Keberhasilan Tindakan
Keberhasilan
|
Nilai Huruf
|
Bobot
|
Predikat
|
86 - 100 %
|
A
|
4
|
Sangat Baik
|
76 - 85 %
|
B
|
3
|
Baik
|
60 - 75 %
|
C
|
2
|
Cukup
|
55 - 59 %
|
D
|
1
|
Kurang
|
< 54 %
|
E
|
0
|
Kurang Sekali
|
Berdasarkan hasil analisis diatas dapat diketahui
bahwa aktivitas siswa mengalami peningkatan dari siklus sebelumnya.Hal ini
terbukti dengan rata-rata taraf keberhasilan peneliti pada siklus ke I adalah 76 % sedangkan keberhasilan
peneliti siklus II
adalah 94 %.
Pada hasil observasi aktivitas siswa.Berdasarkan
kriteria taraf keberhasilan diatas, taraf keberhasilan aktivitas siswa pada
siklus II termasuk dalam kategori “Sangat Baik”.
Dari penjelasan diatas dapat ditarik kesimpulan
bahwa aktivitas peneliti dan siswa mengalami peningkatan dari siklus
sebelumnya.
ü Catatan
Lapangan
Selain dari hasil observasi, peneliti memperoleh
data melalui catatan lapangan dan wawancara. Catatan lapangan digunakan untuk
mencatat hal-hal penting yang terjadi selama proses pembelajaran yang tidak ada
dalam lembar observasi. Berikut ini beberapa hal yang dicatat oleh peneliti :
a) Siswa lebih aktif dalam mengikuti
pelajaran.
b) Penjelasan peneliti dengan mudah dipahami oleh siswa.
c) Peneliti bisa mengendalikan kelas agar
siswa tidak gaduh.
d) Sebagian besar siswa dapat menjawab
pertanyaan dari peneliti dengan mudah.
ü Data Hasil Wawancara
Pada siklus ke II ini peneliti tetap melakukan
wawancara dengan guru mata pelajaran maupun dengan beberapa siswa.Hal ini
bertujuan untuk mendapatkan informasi yang lebih jelas tentang keberhasilan
penerapan model pembelajaran yang digunakan. Apakah perlu adanya perbaikan
ataukah sudah memenuhi target yang diinginkan. Wawancara ini dilakukan setelah
post test siklus ke II. Wawancara dilakukan dengan memilih beberapa orang siswa
sesuai dengan pertimbangan peneliti, wawancara dilakukan bersama-sama dengan
siswa lain, tidak perorangan.
Berdasarkan hasil post test siklus II,wawancara,
observasi,dan catatan lapangan dapat diperoleh beberapa hal sebagai berikut :
a) Berdasarkan hasil post test siklus II
mengalami peningkatan dari siklus I.
b) Aktivitas peneliti menunjukkan
keberhasilan dalam kriteria sangat baik.
c) Aktivitas siswa menunjukkan keberhasilan
dalam kriteria sangat baik.
d) Siswa lebih antusias dalam mengikuti
pembelajaran.
e) Siswa menjadi lebih aktif.
f) Kegiatan pembelajaran sudah sesuai dengan
rencana yang telah dibuat.
g) Siswa tidak menyontek lagi ketika
mengerjakan soal evaluasi.
Berdasarkan hasil post test siklus II terjadi
peningkatan hasil belajar siswa.Hasil belajar siswa sudah
memenuhi KKM yang ditentukan.Dan berdasarkan hasil refleksi terjadi peningkatan
hasil belajar serta keberhasilan peneliti dalam menerapkan model pembelajaran
kooperatif tipe talking stick.Dengan demikian tidak perlu adanya
pengulangan siklus.
D. Temuan
Penelitian
Beberapa temuan yang diperoleh dalam penelitian ini
sesuai dengan rumusan masalah yang ada adalah sebagai berikut :
a. Penerapan model pembelajaran kooperatif
tipe Talking Stick
v Siswa menjadi lebih aktif ketika
pembelajaran berlangsung.
v Dengan penerapan model pembelajaran
kooperatif tipe Talking Stick dapat melatih sikap gotong royong, menghargai
pendapat teman, serta kerjasama.
b. Hasil belajar siswa setelah penerapan
model pembelajaran kooperatif tipe Talking Stick
v Siswa lebih mudah memahami materi
pelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Talking Stick.
v Nilai siswa meningkat setelah menggunakan
model pembelajaran kooperatif tipe Talking Stick.
Dengan demikian model pembelajaran kooperatif tipe Talking Stick dapat dijadikan alternatif yang dapat diterapkan di
kelas.
E. Hasil
Penelitian
Penelitian ini dilakukan sebagai upaya untuk
meningkatkan hasil belajar Aqidah Akhlak siswa kelas VII-4 materi memahami
dasar dan tujuan akidah islam dan pokok bahasan hubungan iman, islam, dan ihsan dengan
jumlah siswa 30 orang. Penelitian ini dilakukan 2 siklus.Siklus I dilaksanakan
dengan dua kali pertemuan,Sedangkan siklus II dilaksanakan dengan satu kali
pertemuan.
Pada siklus I dan siklus II tahapan-tahapan telah
dilaksanakan dengan baik sehingga memberikan dampak dan perbaikan positif pada
diri siswa. Siswa menjadi lebih aktif, nilai siswa menjadi meningkat serta
siswa lebih antusias dalam mengikuti pembelajaran di kelas, Dengan demikian penerapan model
kooperatif tipe Talking Stick dapat meningkatkan hasil belajar Aqidah
Akhlak siswa kelas VII-4 Babun Najah. Peningkatan hasil belajar disajikan dalam
tabel berikut :
Tabel 4.17. Rekapitulasi Hasil Penelitian
No
|
Kriteria
|
Siklus I
|
Siklus II
|
1
|
Rata-rata kelas
|
65,90%
|
86,90%
|
2
|
Peserta didik tuntas belajar
|
26,66%
|
93,33%
|
3
|
Peserta didik belum tuntas belajar
|
73,33%
|
6,66%
|
4
|
Hasil observasi aktivitas peneliti
|
72%
|
92%
|
5
|
Hasil observasi aktivitas siswa
|
76%
|
94%
|
Dengan demikian, penerapan model pembelajaran
kooperatif tipe Talking Stick dapat meningkatkan hasil belajar Aqidah Akhlak
Pada MTsS Babun Najah.Hal ini dibuktikan dengan adanya peningkatan hasil
belajar dari post test siklus I, dan post test siklus II.
Pada post test siklus I siswa yang memperoleh nilai
<75 sebanyak 8 siswa (26,66%) dan siswa yang memperoleh nilai >75
sebanyak 22 siswa (73,33%) dengan rata-rata kelas 65,90% . Sedangkan nilai post test pada siklus
II siswa yang memperoleh nilai <75 sebanyak 2 siswa (6,66%) dan siswa yang memperoleh nilai >75
sebanyak 28 siswa (93,33 %), dengan rata-rata kelas 86,90%. Pada siklus II hasil belajar siswa
meningkat dengan presentase ketuntasan 93,33 %. Hal ini berdasarkan kriteria
ketuntasan minimum yang telah terpenuhi yaitu 75. Dengan demikian peneliti bisa
mengakhiri penelitian, karena hasil belajar siswa sudah sesuai dengan apa yang
diharapkan.
Berdasarkan hasil post test siklus II siswa lebih
mudah memahami materi pelajaran, hal ini terbukti dengan meningkatnya hasil
belajar siswa. Selain itu juga memberikan perbaikan positif dalam diri
siswa.Hal ini dibuktikan dengan keaktifan siswa dalam mengikuti kegiatan
pembelajaran pada mata pelajaran Aqidah Akhlak, misalnya siswa yang semula
pasif dalam belajar menjadi lebih aktif serta siswa lebih percaya diri dalam
mengerjakan soal. Dengan demikian, penerapan model pembelajaran kooperatif tipe
Talking Stick dapat meningkatkan
hasil belajarAqidah Akhlak siswa kelas VII-4 Babun
Najah.
Comments
Post a Comment