skripsi ptk pai bab 4



BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


A.  Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di MTsS Babun Najah gampong Doy Ulee Kareng Banda Aceh.Madrasah Tsanawiyah swasta Babun Najah didirikan pada tanggal 27 September 1994 sesuai dengan piagam pendirian madrasah yang dikeluarkan oleh kepala kantor kementerian agama provinsi Aceh, dengan luas area 9.565 m2. Madrasah ini adalah madrasah swasta yang bernaung di bawah yayasan perguruan islam Babun Najah.
Madrasah berbentuk boarding school atau yang lebih dikenal dengan dayah terpadu. Dikatakan boarding school karena siswanya diasramakan, sementara dikatakan dayah terpadu karena madrasah ini berada di bawah yayasan perguruan islam Babun Najah yang bergerak dalam bidang pendidikan dayah, oleh karena itu madrasah adalah berbentuk dayah terpadu, karena melaksanakan pendidikan formal di bawah kementerian agama dan pendidikan dayah.Adapun yang menjadi batas MTsS Babun Najah sebagai berikut :
a.       Sebelah barat berbatasan dengan perumahan warga
b.      Sebelah timur berbatasan  dengan toko
c.       Sebelah selatan berbatasan dengan sekolah luar biasa (SLB) Bukesra
d.      Sebelah utara berbatasan dengan kebun dan rumah warga
Berdasarkan informasi yang diperoleh melalui tata usaha MTsS Babun Najah, selama pendirian madrasah ini telah mengalami pergantian kepala madrasah sebanyak   9 kali.Adapun semenjak tahun 2014 hingga saat ini MTsS Babun Najah di kepalai oleh bapak Drs. Mustika Fuadi, beliau merupakan alumni dari IAIN Ar-Raniry yang sekarang menjadi UIN Ar-Raniry fakultas Tarbiyah jurusan Matematika.
1.      Visi dan Misi
MTsS Babun Najah memilih visijangka panjang, jangka menengah dan jangkapendek. Visi ini menjiwai siswa madrasahuntuk selalu mewujudkannya setiap saat dan berkelanjutan dalam mencapai tujuan madrasah: Terwujudnya Lembaga Yang Unggul Dalam Mutu dan Berwawasan Qur`ani”.
Visi tersebut mencerminkan profil dan cita-cita madrasah yang:
a.       Berorientasi ke depan dengan memperhatikan potensi kekinian
b.      Sesuai dengan norma dan harapan masyarakat
c.       Ingin mencapai keunggulan
d.      Mendorong semangat dan komitmen seluruh warga sekolah/madrasah
e.       Mendorong adanya perubahan yang lebih baik
f.       Mengarahkan langkah-langkah strategis misi madrasah
Untuk mencapai visi tersebut, perlu dilakukan suatu misi berupa kegiatan jangka panjang dengan arah yang jelas. Berikut ini merupakan misi yang dirumuskan berdasarkan visi di atas.
Adapun misi MTsS Babun Najah kota Banda Aceh adalah:
  1. Menciptakan generasi muslim yang dapat menguasai imtaq dan iptek.
  2. Membentuk insan yang berakhlakul karimah serta cerdas dalam berpikir.
  3. Berwawasan luas dalam bertindak dan terampil dalam berbuat.
  4. Membina insan yang dapat melaksanakan syariat islam secara kaffah.

2.      Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana pendidikan di sekolah merupakan salah satu faktor yang sangat menentukan proses belajar mengajar, dengan adanya sarana dan prasarana yang lengkap maka hasil yang dicapai akan lebih baik, perpustakaan yang lengkap, peralatan laboratorium, media-media belajar yang baik bahkan dilengkapi dengan komputer dan lain sebagainya. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dari tabel sebagai berikut :
Tabel 4.1. Sarana dan Prasarana MTsS Babun Najah

No
Uraian
Jumlah
Keteranga
1.
Ruang Kepala Madrasah
1 Buah
Baik
2.
Ruang Belajar Teori
12 Buah
Baik
3.
Ruang Guru
1 Buah
Baik
4.
Ruang Tata Usaha
1 Buah
Baik
5.
Ruang Perpustakaan
1 Buah
Baik
6.
Ruang Laboratorium Bahasa
-

7.
Ruang Laboratorium IPA
1 Buah
Baik
8.
Ruang Laboratorium Komputer
1 Buah
Baik
9.
Ruang Bimpen/Osis
-

10.
Ruang WC Siswa
8 Buah
Baik
11.
Ruang WC Guru
1 Buah
Baik
Sumber: Tata Usaha MTsS Babun Najah
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa bahwa fasilitas yang tersedia di MTsS Babun Najah sudah memadai untuk proses belajar mengajar. Selain itu, keberadaan siswa juga merupakan faktor yang sangat penting dalam menunjang proses belajar mengajar. Jika siswa tidak ada maka proses belajar mengajar tidak bisa dilaksanakan.
MTsS Babun Najah memiliki siswa yang keseluruhannya berjumlah 314 siswa yang terdiri dari kelas VII berjumlah 95 siswa, kelas VIII berjumlah  109 siswa, dan kelas IX berjumlah 110 siswa.
3.      Keadaan Siswa yang diteliti
MTsS Babun Najah  merupakan madrasah yang bernaung dibawah pendidikan pesantren sehingga antara siswa laki-laki dan siswi perempuan tidak disatukan dalam satu kelas, akan tetapi siswa laki-laki sesama siswa laki-laki dan siswi perempuan sesama siswi perempuan. Adapun kelas yang peneliti gunakan sebagai subjek penelitian adalah kelas VIII-3 yang merupakan jumlah siswanya sebanyak 30 siswa yang berjenis kelamin laki-laki semua.
Peneliti memilih siswa kelas VIII-3 sebagai subjek penelitian hal ini karena memiliki keragaman latar belakang yang bervariasi sehingga peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian di kelas tersebut. Adapun latar belakang siswa yang peneliti jadikan sebagai objek penelitian kebanyakan mereka berasal dari keluarga pegawai negeri sipil ( PNS) dan sebagian dari mereka berasal dari keluarga Wiraswasta, hal ini diketahui dari hasil tanya jawab dengan siswa yang bersangkutan.
4.      Keadaan Guru
MTsS Babun Najah telah mengalami pertumbuhan yang sangat baik, baik dari segi jumlah peserta didik yang terus meningkat, sarana dan prasarana terus disempurnakan, dan dewan pengajar yang semakin baik dan telah memiliki 15 orang guru yang berstatus PNS di samping itu memiliki sebanyak 13 orang guruyang berstatus non PNS, dan 1 orang kepala TU,1 orang staf  TU, 1 orang staf perpustakaan dan 1 orang petugas sekolah.

Adapun guru pendidikan agama di MTsS Babun Najah berjumlah 4 orang dengan bidang studi yang berbeda. Bidang studi Fiqih diasuh oleh ibu Yusrawati Usman, BA, bidang studi Al-Qur’an dan Hadist diasuh oleh ibu Laila, S.Ag, bidang studi Sejarah Kebudayaan Islam diasuh oleh ibu Sri Rahmadani, MA, sementara bidang studi yang ingin penulis teliti terkait dengan penerapan model pembelajaran Talking Stick  bidang studi Aqidah Akhlak diasuh oleh ibu Dra. Fadhlillah Amin.
B.  Data Hasil Angket
Tabel 4.2.Apakah kalian menyukai cara mengajar yang digunakanoleh guru dalam menyampaikanmateri dengan menggunakan model Talking Stick ?
No
Alternatif Jawaban
Frekuensi
Persentase
1.
Ya
30
100 %
2.
Tidak
0
0 %

Jumlah

100 %

            Berdasarkan hasil persentase tabel di atas dapat di simpulkan bahwa 100% responden menyukai cara mengajar yang digunakan oleh guru dalam menyampaikan materi dengan menggunakan model Talking Stick. Hal ini terbukti dari hasil persentase diatas yaitu sebanyak 30 atau 100% siswa menjawab ya dan 0% siswa menjawab tidak.
            Dari tabel 4.2 di atas dapat di pahami bahwa peneliti telah berupaya mencari cara agar peserta didik tertarik untuk belajar khususnya dalam pelajaran aqidah akhlak, bahwa ada banyak model pembelajaran yang dapat diterapkan dalam pembelajaran di kelas. Jawaban yang diberikan oleh responden juga di dukung oleh hasil pengamatan peneliti menunjukkan bahwa siswa menyukai cara belajar dengan menggunakan Talking Stick.
Tabel 4.3.Apakah kalian merasakan belajar dengan menggunakan model Talking Stick dapat meningkatkan aktivitasbelajar pada pelajaran aqidah akhlak ?
No
Alternatif Jawaban
Frekuensi
Persentase
1.
Ya
30
100 %
2.
Tidak
0
0 %

Jumlah

100 %
           
Tabel 4.3 menunjukkan bahwa belajar dengan menggunakan model Talking Stick   dapat meningkatkan aktifitas. Hal ini dapat dilihat dari hasil penyebaran angket dan di dukung oleh hasil pengamatan, dimana responden yang memilih jawaban ya sebanyak 30 atau 100% sedangkan yang memilih tidak 0%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa belajar dengan menggunakan Talking Stick dapat meningkatkan aktifitas siswa dalam proses belajar mengajar khususnya pada pelajaran aqidah akhlak.



Tabel 4.4.Apakah penerapan model pembelajaran Talking Stick dapatmeningkatkan hasil belajar aqidah akhlak ?
No
Alternatif Jawaban
Frekuensi
Persentase
1.
Ya
30
100 %
2.
Tidak
0
0 %

Jumlah

100 %

Dari tabel di atas sangat jelas bahwa responden memberikan jawaban, bahwa dengan penerapan model Talking Stick dapat meningkatkan hasil belajar aqidah akhlak. Ini dapat dilihat dari persentase tabel 4.4 diatas menunjukkan bahwa sebanyak 30 atau 100% siswa menjawab ya dan 0% siswa menjawab tidak.  Hal ini juga di dukung oleh hasil penelitian yang di lakukan oleh peneliti dari setiap tindakan menunjukkan peningkatan hasil belajar siswa setelah di adakan evaluasi antara siklus I dengan siklus II.
Tabel 4.5.Apakah dengan penerapan model pembelajaran Talking Stick dapatmembuat kalian lebih mudah bekerja sama dengan teman ?
No
Alternatif Jawaban
Frekuensi
Persentase
1.
Ya
18
60 %
2.
Tidak
12
40 %

Jumlah

100 %

Berdasarkan keterangan tabel diatas, maka terlihat dengan jelas bahwa siswa lebih mudah bekerja sama dengan teman-temannya dalam proses belajar dikelas. Ini berdasarkan jawaban yang diberikan responden yang menyatakan ya sebanyak 18 siswa atau 60% dan yang menyatakan tidak sebanyak 12 siswa 40%. Hasil pengamatan lapangan juga terlihat siswa lebih mudah bekerja sama dengan teman-temannya dalam mencari jawaban dari setiap pertanyaan yang diajukan oleh peneliti.
Tabel 4.6. Apakah cara guru menyampaikan materi dengan menggunakan modelpembelajaran Talking Stick merupakan suatu hal yang baru bagi kalian ?
No
Alternatif Jawaban
Frekuensi
Persentase
1.
Ya
24
80 %
2.
Tidak
6
20 %

Jumlah

100 %

Dari tabel 4.6 di atassiswa mengatakan cara guru menyampaikan materi dengan menggunakan model pembelajaran Talking Stick merupakan suatu hal yang baru bagi mereka, hal ini dapat dilihat dari angket yang dibagikan kepada siswa dengan alternatif jawaban “ya” atau “tidak”. Sementara yang menjawab ya sebanyak 24 orang siswa dengan persentase 80% dari jumlah siswa 30 orang, sementara yang menjawab tidak sebanyak  6 siswa dengan persentase 20%. Hal ini juga didukung oleh hasil pengamatan dan hasil wawancara dengan siswa bahwa model Talking Stick merupakan hal yang barumereka dapatkan dalam proses belajar mengajar, dan belum pernah diterapkan oleh guru-guru mereka sebelumnya.
Tabel 4.7. Apakah dengan menggunakan model pembelajaran Talking Stickdapatmembuat kalian lebih aktif dalam belajar ?
No
Alternatif Jawaban
Frekuensi
Persentase
1.
Ya
30
100 %
2.
Tidak
0
0 %

Jumlah

100 %

Berdasarkan keterangan tabel diatas menunjukkan tanggapan responden bahwa belajar dengan menggunakan model Talking Stickdapat membuat mereka lebih aktif dalam proses belajar, dan jawaban yang diberikan responden dengan katagori ya sebanyak 30 siswa atau 100% dan katagori tidak sebanyak 0%. Hal ini juga didukung oleh hasil pengamatan bahwa dengan menggunakan model pembelajaran Talking Stick dapat membuat mereka lebih aktif khususnya dalam pembelajaran Aqidah Akhlak.





Tabel 4. 8. Apakah dengan penerapan model pembelajaran Talking Stickkalian merasakan lebih menarik dalam belajar ?
No
Alternatif Jawaban
Frekuensi
Persentase
1.
Ya
24
80 %
2.
Tidak
6 
20 %

Jumlah

100 %

Dari tabel 4.8 di atassiswa mengatakan dengan penerapan model pembelajaran Talking Stick proses belajar mengajar akan lebih menarik, hal ini dapat dilihat dari hasilpersentase yang diberikan oleh respondendengan alternative jawaban “ya” atau “tidak”. Sementara yang menjawab ya sebanyak 24 orang siswa dengan persentase 80% dari jumlah siswa 30 orang, sementara yang menjawab tidak 6 siswa dengan persentase 20%. Hal ini juga didukung oleh hasil pengamatan bahwa belajar dengan menggunakan Talking Stick siswa akan lebih menarik dan bersemangat dalam proses pembelajaran di kelas.






                                                                                       
C.    Pembahasan Hasil Penelitian
1.      Pendekatan Awal Pra Tindakan
Setelah mengadakan seminar proposal judul skripsi, peneliti mengajukan surat izin penelitian ke bagian akademik yang telah disetujui oleh dosen pembimbing. Selanjutnya peneliti menemui kepala sekolah MTsS Babun Najah untuk menyerahkan surat izin penelitian. Peneliti menjelaskan maksud menemui kepala sekolah yaitu untuk meminta izin melakukan penelitian untuk menyelesaikan tugas akhir kuliah Strata 1 di UIN Ar-Raniry.
Kepala sekolah menyambut dengan senang hati dan tidak keberatan apabila peneliti ingin melakukan penelitian serta berharap dengan diadakannya penelitian dapat memberikan pengetahuan baru tentang model-model pembelajaran yang dapat memberikan sumbangan besar tehadap kemajuan proses pembelajaran di kelas. Selanjutnya untuk lebih jelasnya kepala sekolah memberikan saran agar menemui guru mata pelajaran Aqidah Akhlak  kelasVII-4 untuk membahas langkah-langkah yang akan di lakukan pada waktu penelitian.
Setelah menemui kepala sekolah pada hari yang sama peneliti menemui guru mata pelajaran Aqidah Akhlak  kelasVII-3 untuk menyampaikanrencana penelitian yang telah mendapat izin dari kepala sekolah. Peneliti memberikan gambaran tentang penelitian yang akan dilakukan di kelas VII-3.
Peneliti menyampaikan kepada Ibu Fadhlillah Amin bahwa ketika penelitian yang bertindak sebagai pelaksana ialah peneliti, sedangkan guru dan teman sejawat bertindak sebagai observer (pengamat). Observer bertugas untuk mengamati proses pembelajaran, apakah sudah sesuai dengan rencana yang telah dibuat ataukah belum. Untuk mempermudah dalam pengamatan, peneliti memberikan lembar observasi kepada observer.Tugas observer ialah mengisi lembar observasi tersebut sesuai dengan hasil pengamatan.
Pada pertemuan tersebut peneliti juga menanyakan tentang kondisi dan latar belakang siswa kepada Ibu Fadhlillah Amin. Berdasarkan keterangan yang diberikan oleh Ibu Fadhlillah Amin  jumlah siswa kelas VII-4 adalah 30 siswa yang semuanya laki-laki. Selain itu peneliti juga melakukan wawancara pra tindakan dengan Ibu Fadhlillah Amin.Adapun pedoman wawancara guru sebagaimana terlampir.
Berdasarkan hasil wawancara dengan Ibu Fadhlillah Amin peneliti mendapatkan beberapa informasi bahwa selama ini model pembelajaran kooperatif tipe Talking Stick belum pernah diterapkan di kelas.Ibu Fadhlillah Amin hanya menggunakan metode-metode yang biasa digunakan ketika mengajar dikelas. Metode-metode tersebut antara lain metodeceramah,metode tanya jawab dan metode penugasan. Informasi lain yang diperoleh yaitu hasil belajar Aqidah Akhlak masih banyak yang dibawah KKM, yaitu 75.
Sesuai dengan kesepakatan dengan guru pengasuh mata pelajaran Aqidah Akhlak kelas VII-4, pada hari Jum’at tanggal 6 Agustus2015, peneliti memasuki kelas untuk mengadakan pengamatan.Peneliti mengamati secara cermat kondisi dan situasi kelas VII-4 yang dijadikan objek penelitian.



2.      Paparan Data Pelaksanaan Tindakan Siklus I
Pada siklus I ini peneliti melaksanakan pembelajaran dengan 2 kali pertemuan. Pertemuan 1 dengan alokasi waktu 2 JP peneliti gunakan untuk menjelaskan materi memahami dasar dan tujuan akidah islam dan menjelaskan tata cara penerapan model Talking Stick. Sedangkan pada pertemuan ke 2 digunakan peneliti untuk menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Talking Stick.
Tahap-tahap yang dilaksanakan pada pelaksanaan penelitian siklus I ini terdiri dari 4 tahap, yaitu: tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, tahap observasi, dan tahap refleksi. Untuk lebih jelasnya akan dijelaskan uraian masing-masing tahapan penelitian sebagai berikut:
a. Tahap Perencanaan Tindakan
Pada tahap perencanaan ini hal-hal yang perlu dipersiapkan antara lain:
Ø  Melakukan koordinasi dengan guru mata pelajaran  Akidah Akhlak kelas VII-4.
Ø  Menyiapkan RPP yang akan digunakan untuk mengajar sesuai dengan pokok bahasan yaitu memahami dasar dan tujuan akidah islam.
Ø  Menyiapkan materi yang akan diajarkan dengan pokok bahasan memahami dasar dan tujuan akidah islam.
Ø  Menyiapkan lembar evaluai siklus I yang bertujuan untuk menguji tingkat pemahaman siswa setelah diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe Talking Stick.
Ø  Menyiapkan lembar observasi yang akan digunakan untuk mengamati aktivitas guru dan siswa selama proses pembelajaran berlangsung di kelas.
b. Tahap Pelaksanaan
1) Pertemuan Pertama
ü  Kegiatan Awal
Pada kegiatan awal,peneliti mengucapkan salam terlebih dahulu kemudian dilanjutkan dengan berdoa bersama-sama. Setelah selesai berdoa peneliti mengabsen siswa dan dilanjutkan dengan menyampaikan tujuan pembelajaran.Kemudian peneliti memberikan pertanyaan kepada siswa untuk memastikan materi prasyarat sudah dikuasai siswa.
ü  Kegiatan Inti
            Pada kegiatan inti peneliti menjelaskan secara detail dasar dan tujuan aqidah islam. Setelah peneliti menyampaikan keseluruhan materi, peneliti memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya.
ü  Kegiatan Akhir
Pada kegiatan akhir, peneliti mengajak siswa untuk menyimpulkan materi yang baru dipelajari, memotivasi siswa untuk giat belajar dan menginformasikan materi pembelajaran yang akan dipelajari pada pertemuan berikutnya. Selanjutnya, peneliti mengakhiri pembelajaran dengan membaca hamdalah dan mengucapkan salam.



2) Pertemuan Kedua
ü  Kegiatan Awal
Seperti pertemuan sebelumnya pada awal kegiatan pembelajaran peneliti mengucapkan salam serta mengabsen siswa. Setelah itu peneliti menyampaikan tujuan pembelajaran.
ü  Kegiatan Inti
Kegiatan inti diawali dengan memberikan pertanyaan untuk mengingatkan siswa tentang materi memahami dasar dan tujuan akidah islamyang telah dipelajari pada pertemuan sebelumnya. Kegiatan selanjutnya peneliti memberikan tongkat yang berukuran 20 cm kepada salah satu siswa.Peneliti menyuruh siswa untuk memberikan tongkat kepada teman disampingnya.Kegiatan ini diiringi dengan musik.Siswa yang mendapat tongkat ketika musik berhenti wajib menjawab pertanyaan dari peneliti.Kegiatan ini dilakukan sampai seluruh siswa mendapat pertanyaan dari peneliti.Setelah selesai peneliti memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya apabila ada yang kurang jelas.
ü  Kegiatan Akhir
Pada kegiatan akhir, peneliti melakukan tes akhir(post tes) untuk mengetahui apakah ada peningkatan hasil belajar siswa setelah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Talking Stick.Untuk mengerjakan soal tes peneliti memberikan waktu 15 menit. Setelah waktu mengerjakan habis, peneliti menyuruh siswa mengumpulkan lembar jawaban mereka ke depan. Selanjutnya, peneliti mengakhiri pembelajaran dengan membaca hamdalah dan mengucapkan salam.
3.      Data Hasil Post Test Siklus I
Soal post test yang diberikan pada siswa pada siklus I ini sebanyak 10 soal multiple coise.Adapun lembar soal sebagaimana terlampir.
Tabel 4.9. Hasil Analisis Post Test Siklus I
No
Nama Siswa
Nilai Akhir (KKM 75)
Tidak Tuntas
Tuntas
1.
Mufakkir Zikro
60

2.
Mufthi Rasyid
65

3.
M. Fadhiel Ardiansyah
60

4.
M. Haikal Firdaus
50

5.
Muhammad Bany
67

6.
Muhammad Zulizar S.
80

7.
Irsan Amnar
75

8.
Haikal Izzatul Abdy
60

9.
Alwiskurni
50

10.
Defit Nofrian
60

11.
Munawir
87

12.
Muhammad Alif Maiza
60

13.
M. Faris
60

14.
Hafiz Aulia
65

15.
Zian Haeqal
65

16.
Arie Ramadhana
60

17.
Afzalul Hadi
50

18.
Ahmad Kamil
45

19.
Davi Faris Akmal
60

20.
Hafiz Ramadhan
85

21.
Sattra Kudri
65

22.
Afif Raihan
70

23.
Muhammad Taufiq A.
60

24.
M. Attariksyah
85

25.
Maulidil Suja
63

26.
Muhammad Izzatul U.
85

27.
Misbahul Munar
85

28.
Mubarak As Siddiq
60

29.
Aulia Hafiz
80

30.
Irhamna Alauddinsyah
60


Jumlah
1977
22
8

Jumlah skor                     : 1977
Jumlah skor maksimal     : 3000
Rata-Rata Skor Tercapai   :  65,90 %







Tabel 4.10.Hasil Rekapitulasi Siklus I
No.
Uraian
Keterangan
1
Jumlah siswa seluruhnya
30
2
Jumlah peserta tes
30
3
Nilai rata-rata siswa
65,90
4
Jumlah siswa yang tuntas belajar
8
5
Jumlah siswa yang tidak tuntas belajar
22
6
Ketuntasan belajar
26,66 %

Berdasarkan tabel 4.10 diatas dapat deketahui bahwa hasil belajar siswa pada siklus I bahwa nilai rata-rata siswa 65,90, dengan perincian siswa yang tuntas sebanyak 26,66 %   (8 siswa) dan siswa yang tidak tuntas 73,33 % (22 siswa).
Pada presentase ketuntasan belajar siswa kelas VII-4 pada siklus I dapat diketahui bahwa, hasil belajar siswa belum memenuhi kriteria ketuntasan minimum belajar yaitu 75 % dari jumlah keseluruhan siswa yang memperoleh nilai 75. Untuk itu peneliti perlu melanjutkan ke siklus II untuk membuktikanbahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Talking Stick dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VII-4.
4.      Data Hasil Observasi Peneliti dan Siswa dalam Pembelajaran
Pada tahap observasi yang bertindak sebagai observer adalah Ibu Fadhlillah Amin selaku guru mata pelajaran Aqidah Akhlak sebagai pengamat I dan teman sejawat peneliti yang bernama Septemi Pria Minsah sebagai pengamat II.Observasi ini dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan.Tugas observer ialah mengamati seluruh aktivitas yang dilakukan oleh peneliti apakah sudah sesuai dengan rencana yang telah dibuat ataukah belum dan apakah siswa bisa mengikuti pembelajaran dengan baik ataukah tidak.Jenis observasi yang digunakan peneliti ialah observasi tersruktur dan siap pakai.Tugas observer ialah mengisi lembar observasi yang telah disediakan oleh peneliti. Berikut ini hasil observasi aktivitas peneliti dan siswa dapat dilihat dalam tabel di bawah :
Tabel 4.11 Hasil Analisis Observasi Aktivitas Peneliti dan Siswa Siklus I
Keterangan
Aktivitas peneliti
Aktivitas siswa
Jumlahskor yang didapat
36
38
Skor maksimal
50
50
Keberhasilan
72 %
76 %
KriteriaTaraf Keberhasilan
Cukup
Baik

Berdasarkan hasil analisis diatas dapat diketahui bahwa secara umum peneliti sudah melaksanakan kegiatan sesuai dengan rencana yang telah di dirancang.Akan tetapi, masih ada beberapa rencana yang belum dilaksanakan oleh peneliti. Rata- rata tarafkeberhasilan aktivitaspeneliti baru mencapai 72 % dengan kriteria cukup sedangkan keberhasilan aktivitas siswa mencapai 76 % dengan kriteria  baik. Sesuai dengan taraf keberhasilan yang telah ditentukan, yaitu:



Tabel 4.12. Kriteria Penilaian Taraf Keberhasilan Tindakan
Keberhasilan
Nilai Huruf
Bobot
Predikat
86 - 100 %
A
4
Sangat Baik
76 - 85 %
B
3
Baik
60 - 75 %
C
2
Cukup
55 - 59 %
D
1
Kurang
< 54 %
E
0
Kurang Sekali

Berdasarkan hasil observasi aktivitas siswa. Taraf keberhasilan aktivitas siswa pada siklus Itermasuk dalam kategori “Baik”.
ü  Data Hasil Wawancara
Wawancara dengan siswa dilakukan ketika pembelajaran telah usai yaitu ketika jam istirahat. Ketika peneliti duduk di depan kantor ada beberapa siswa yang menghampiri dan duduk di sebelah peneliti. Kesempatan ini di gunakan oleh peneliti untuk melakukan wawancara dengan siswa. Berdasarkan hasil wawancara dengan siswa peneliti memperoleh beberapa informasi bahwa ketika proses pembelajaran guru tidak pernah menggunakan model pembelajaran kooperatif tipeTalking Stick. Guru hanya menggunakan metode ceramah, tanya jawab dan penugasan. Adapun pedoman wawancara sebagaimana terlampir.
ü  Tahap Refleksi
Pada tahap ini peneliti dapat melihat hasil sementara dari penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Talking Stick untuk meningkatkan hasil Aqidah Akhlak siswa kelas VII-4 pokok bahasan memahami dasar dan tujuan akidah islam di MTsS Babun Najah.
Berdasarkan hasil refleksi, observasi, wawancara serta catatan lapangan dapat diperoleh hal-hal sebagai berikut :
a)      Masih ada beberapa siswa yang belum aktif dalam mengikuti pembelajaran.
b)      Masih ada beberapa siswa yang sibuk sendiri ketika peneliti menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Talking Stick.
c)      Dalam menyelesaikan soal evaluasi yang diberikan oleh peneliti masih banyak siswa yang nyontek dan bertanya kepada temannya.
d)     Hasil belajar siswa pada siklus I belum memenuhi kriteria ketuntasan belajar yang telah ditentukan.
Pada pelaksanaan penelitian siklus I ini masih banyak kekurangannya, baik pada aktivitas siswa maupun aktivitas peneliti.Oleh karena itu, peneliti merasa perlu mengadakan perbaikan pada siklus berikutnya. Adapun upaya yang dilakukan oleh peneliti sebagai berikut :
a)      Peneliti harus memberikan motivasi kepada siswa untuk selalu belajar agar nilai mereka menjadi bagus.
b)      Peneliti harus membuat pembelajaran semenarik mungkin sehingga siswa akan tertarik mengikuti pembelajaran.
c)      Dalam menjelaskan materi pelajaran peneliti harus berusaha memberikan penjelasan yang dapat dengan mudah dipahami oleh siswa.
Dari uraian diatas masih belum ada peningkatan keaktifan siswa ketika mengikuti pembelajaran, hasil belajar siswa masih belum sesuai dengan KKM yang ditentukan, serta peneliti masih belum berhasil dalam melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan model kooperatif tipe Talking Stick.Oleh karena itu,peneliti merasa perlu melanjutkan ke siklus II agar hasil belajar siswa dapat ditingkatkan.
Setelah melakukan refleksi peneliti berkonsultasi dengan guru mata pelajaran untuk melanjutkan ke siklus II.Setelah mendapat persetujuan dari guru mata pelajaran peneliti melanjutkan penelitian ke siklus II.
5.      Paparan Data Pelaksanaan Tindakan Siklus II
Siklus ke II ini dilaksanakan setelah adanya refleksi dan perbaikan pada siklus I. Pada siklus ke II dilaksanakan 1 kali pertemuan dengan alokasi waktu 2 JP.Sama dengan siklus I, siklus ke II terdiri dari empat tahap, yaitu: tahap perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Adapun perincian tahapan-tahapan tersebut sebagai berikut:
a.       Tahap Perencanaan
Pada siklus II kegiatan yang dilakukan sama seperti kegiatan pada siklus I. Adapun tahapan - tahapan pada siklus II sebagai berikut :
1)      Melakukan koordinasi dengan guru mata pelajara Aqidah Akhlak kelas VII-4 Babun Najah.
2)      Menyiapkan RPP sesuai materi yang akan diajarkan dengan pokok hubungan iman, islam dan ihsan.
3)      Menyiapkan materi yang akan diajarkan dengan pokok bahasan menjelaskan hubungan iman, islam dan ihsan.
4)      Menyiapkan lembar tes siklus II untuk menguji tingkat pemahaman siswa setelah diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe Talking Stick.
5)      Menyiapkan lembar observasi yang digunakan untuk mengamati aktivitas peneliti dan aktivitas siswa selama proses pembelajaran di kelas.
b.      Tahap Pelaksanaan
Pada siklus ke II ini Sebelum melaksanakan pembelajaran peneliti terlebih dahulu membuat RPP sebagai acuan dalam mengajar.Adapun RPP siklus II sebagaimana terlampir.
ü Kegiatan Awal
Pada kegiatan awal peneliti mengkondisikan siswa terlebih dahulu agar siap menerima pelajaran. Setelah siswa siap, peneliti mengucapkan salam setelah itu dilanjutkan dengan mengabsen siswa, serta menyampaikan tujuan pembelajaran agar siswa memiliki gambaran secara umum tentang materi yang akan dipelajari.
Pada siklus II ini peneliti merubah cara penyampaian materi pengantar agar siswa lebih mudah untuk memahami materi pelajaran. Peneliti juga menyuruh siswa agar bersungguh-sungguh ketika membaca dan memahami materi pelajaran yang ada di buku paket/ handout sebelum permainan Talking Stick dimulai.Hal ini bertujuan agar siswa dapat menjawab pertanyaan yang diajukan peneliti ketika siswa memegang tongkat paling akhir.

ü Kegiatan Inti
Pada kegiatan inti ini siswa harus benar- benar menguasai materi untuk selanjutnya peneliti memberikan tongkat yang berukuran 20 cm kepada salah satu siswa.Peneliti menyuruh siswa untuk memberikan tongkat kepada teman disampingnya.Kegiatan ini diiringi dengan musik.Siswa yang mendapat tongkat ketika musik berhenti wajib menjawab pertanyaan dari peneliti.Kegiatan ini dilakukan sampai seluruh siswa mendapat pertanyaan dari peneliti.Setelah selesai peneliti memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya apabila ada yang kurang jelas.
ü Kegiatan Akhir
Setelah peneliti merasa siswa sudah memahami materi pelajaran, peneliti memberikan tes akhir (post test).Peneliti memberi waktu kepada siswa untuk mengerjakan soal selama 15 menit. Setelah seluruh siswa selesai mengerjakan soal, peneliti menyuruh siswa untuk mengumpulkanlembar jawaban mereka ke depan. Setelah semua siswa mengumpulkan lembar jawaban, peneliti memberikan kesimpulan dan penguatan materi yang baru saja dipelajari. Selanjutnya peneliti mengakhiri pelajaran dengan membaca hamdalah dan mengucapkan salam.
Pada siklus II ini siswa lebih bersemangat mengikuti kegiatan pembelajaran.Kebanyakan dari siswa mampu menjawab pertanyaan yang diajukan peneliti dengan benar, walaupun masih ada yang kesulitan menjawab pertanyaan dari peneliti.


6.      Data Hasil Post Test Siklus II
Soal post test yang diberikan pada siswa pada siklus II ini sebanyak 10 soal jawaban singkat.Adapun lembar soal sebagaimana terlampir.
Tabel 4.13. Hasil Analisis Post Test Siklus II
No
Nama Siswa
Nilai Akhir (KKM 75)
Tidak Tuntas
Tuntas
1.
Mufakkir Zikro
90

2.
Mufthi Rasyid
95

3.
M. Fadhiel Ardiansyah
85

4.
M. Haikal Firdaus
90

5.
Muhammad Bany
70

6.
Muhammad Zulizar S.
95

7.
Irsan Amnar
90

8.
Haikal Izzatul Abdy
85

9.
Alwiskurni
90

10.
Defit Nofrian
95

11.
Munawir
90

12.
Muhammad Alif Maiza
85

13.
M. Faris
85

14.
Hafiz Aulia
87

15.
Zian Haeqal
90

16.
Arie Ramadhana
90

17.
Afzalul Hadi
95

18.
Ahmad Kamil
80

19.
Davi Faris Akmal
80

20.
Hafiz Ramadhan
95

21.
Sattra Kudri
80

22.
Afif Raihan
95

23.
Muhammad Taufiq A.
80

24.
M. Attariksyah
90

25.
Maulidil Suja
70

26.
Muhammad Izzatul U.
80

27.
Misbahul Munar
80

28.
Mubarak As Siddiq
90

29.
Aulia Hafiz
90

30.
Irhamna Alauddinsyah
90


Jumlah
2607
2
28

Jumlah skor                     : 2607
Jumlah skor maksimal     : 3000
Rata-Rata Skor Tercapai   :  86,90 %







Tabel 4.14 Rekapitulasi Hasil Tes Siklus II
No.
Uraian
Keterangan
1
Jumlah siswa seluruhnya
30
2
Jumlah peserta tes
30
3
Nilai rata-rata siswa
86,90
4
Jumlah siswa yang tuntas belajar
28
5
Jumlah siswa yang tidak tuntas belajar
2
6
Ketuntasan belajar
93,33 %

Berdasarkan hasil analisis diatas menunjukkan bahwa hasil belajar siswa meningkat secara drastis dari hasil post test siklus I. Dapat diketahui nilai rata-rata siswa 86,90. Dengan perincian siswa yang tuntas belajar 28 siswa (93,33 %), sedangkan siswa yang tidak tuntas belajar 2 siswa (6,66 %).
Berdasarkan presentase ketuntasan dapat diketahui pada siklus II siswa kelas VII-4 peningkatan dengan ketuntasan belajar siswa mencapai 93,33%sudah diatas kriteria ketuntasan minimum yang telah ditentukan. Dengan demikian, penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Talking Stick dapat meningkatkan hasil belajar Aqidah Akhlak siswa kelas VII-4 MTsS Babun Najah.




7.Data Hasil Observasi Peneliti dan Siswa Siklus II
Tabel 4.15 Hasil Analisis Observasi Aktivitas Peneliti dan Siswa Siklus II
Keterangan
Aktivitas peneliti
Aktivitas siswa
Jumlah skor yang didapat
46
47
Skor maksimal
50
50
Keberhasilan
92 %
94%
Taraf Keberhasilan
Sangat Baik
Sangat Baik

Berdasarkan hasil analisis diatas dapat diketahui bahwa aktivitas peneliti mengalami peningkatan dari siklus sebelumnya.Hal ini terbukti dengan rata-rata taraf keberhasilan peneliti pada siklus ke I adalah 72 % sedangkan siklus II adalah 92 %. Sesuai dengan taraf keberhasilan yang telah ditentukan, yaitu:
Tabel 4.16. Kriteria Penilaian Taraf Keberhasilan Tindakan
Keberhasilan
Nilai Huruf
Bobot
Predikat
86 - 100 %
A
4
Sangat Baik
76 - 85 %
B
3
Baik
60 - 75 %
C
2
Cukup
55 - 59 %
D
1
Kurang
< 54 %
E
0
Kurang Sekali




Berdasarkan hasil analisis diatas dapat diketahui bahwa aktivitas siswa mengalami peningkatan dari siklus sebelumnya.Hal ini terbukti dengan rata-rata taraf keberhasilan peneliti pada siklus ke I adalah 76 % sedangkan keberhasilan peneliti siklus II adalah 94 %.
Pada hasil observasi aktivitas siswa.Berdasarkan kriteria taraf keberhasilan diatas, taraf keberhasilan aktivitas siswa pada siklus II termasuk dalam kategori “Sangat Baik”.
Dari penjelasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa aktivitas peneliti dan siswa mengalami peningkatan dari siklus sebelumnya.
ü  Catatan Lapangan
Selain dari hasil observasi, peneliti memperoleh data melalui catatan lapangan dan wawancara. Catatan lapangan digunakan untuk mencatat hal-hal penting yang terjadi selama proses pembelajaran yang tidak ada dalam lembar observasi. Berikut ini beberapa hal yang dicatat oleh peneliti :
a)      Siswa lebih aktif dalam mengikuti pelajaran.
b)      Penjelasan peneliti dengan mudah dipahami oleh siswa.
c)      Peneliti bisa mengendalikan kelas agar siswa tidak gaduh.
d)     Sebagian besar siswa dapat menjawab pertanyaan dari peneliti dengan mudah.
ü  Data Hasil Wawancara
Pada siklus ke II ini peneliti tetap melakukan wawancara dengan guru mata pelajaran maupun dengan beberapa siswa.Hal ini bertujuan untuk mendapatkan informasi yang lebih jelas tentang keberhasilan penerapan model pembelajaran yang digunakan. Apakah perlu adanya perbaikan ataukah sudah memenuhi target yang diinginkan. Wawancara ini dilakukan setelah post test siklus ke II. Wawancara dilakukan dengan memilih beberapa orang siswa sesuai dengan pertimbangan peneliti, wawancara dilakukan bersama-sama dengan siswa lain, tidak perorangan.
Berdasarkan hasil post test siklus II,wawancara, observasi,dan catatan lapangan dapat diperoleh beberapa hal sebagai berikut :
a)    Berdasarkan hasil post test siklus II mengalami peningkatan dari siklus I.
b)   Aktivitas peneliti menunjukkan keberhasilan dalam kriteria sangat baik.
c)    Aktivitas siswa menunjukkan keberhasilan dalam kriteria sangat baik.
d)   Siswa lebih antusias dalam mengikuti pembelajaran.
e)    Siswa menjadi lebih aktif.
f)    Kegiatan pembelajaran sudah sesuai dengan rencana yang telah dibuat.
g)   Siswa tidak menyontek lagi ketika mengerjakan soal evaluasi.
Berdasarkan hasil post test siklus II terjadi peningkatan hasil belajar siswa.Hasil belajar siswa sudah memenuhi KKM yang ditentukan.Dan berdasarkan hasil refleksi terjadi peningkatan hasil belajar serta keberhasilan peneliti dalam menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe talking stick.Dengan demikian tidak perlu adanya pengulangan siklus.




D.  Temuan Penelitian
Beberapa temuan yang diperoleh dalam penelitian ini sesuai dengan rumusan masalah yang ada adalah sebagai berikut :
a.       Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Talking Stick
v  Siswa menjadi lebih aktif ketika pembelajaran berlangsung.
v  Dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Talking Stick dapat melatih sikap gotong royong, menghargai pendapat teman, serta kerjasama.
b.      Hasil belajar siswa setelah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Talking Stick
v  Siswa lebih mudah memahami materi pelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Talking Stick.
v  Nilai siswa meningkat setelah menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Talking Stick.
Dengan demikian model pembelajaran kooperatif tipe Talking Stick dapat dijadikan alternatif yang dapat diterapkan di kelas.







E.  Hasil Penelitian
Penelitian ini dilakukan sebagai upaya untuk meningkatkan hasil belajar Aqidah Akhlak siswa kelas VII-4 materi memahami dasar dan tujuan akidah islam dan pokok bahasan hubungan iman, islam, dan ihsan dengan jumlah siswa 30 orang. Penelitian ini dilakukan 2 siklus.Siklus I dilaksanakan dengan dua kali pertemuan,Sedangkan siklus II dilaksanakan dengan satu kali pertemuan.
Pada siklus I dan siklus II tahapan-tahapan telah dilaksanakan dengan baik sehingga memberikan dampak dan perbaikan positif pada diri siswa. Siswa menjadi lebih aktif, nilai siswa menjadi meningkat serta siswa lebih antusias dalam mengikuti pembelajaran di kelas, Dengan demikian penerapan model kooperatif tipe Talking Stick dapat meningkatkan hasil belajar Aqidah Akhlak siswa kelas VII-4 Babun Najah. Peningkatan hasil belajar disajikan dalam tabel berikut :
Tabel 4.17. Rekapitulasi Hasil Penelitian
No
Kriteria
Siklus I
Siklus II
1
Rata-rata kelas
65,90%
86,90%
2
Peserta didik tuntas belajar
26,66%
93,33%
3
Peserta didik belum tuntas belajar
73,33%
6,66%
4
Hasil observasi aktivitas peneliti
72%
92%
5
Hasil observasi aktivitas siswa
76%
94%



Dengan demikian, penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Talking Stick dapat meningkatkan hasil belajar  Aqidah Akhlak  Pada MTsS Babun Najah.Hal ini dibuktikan dengan adanya peningkatan hasil belajar dari post test siklus I, dan post test siklus II.
Pada post test siklus I siswa yang memperoleh nilai <75 sebanyak 8 siswa (26,66%) dan siswa yang memperoleh nilai >75 sebanyak 22 siswa (73,33%) dengan rata-rata kelas 65,90% . Sedangkan nilai post test pada siklus II siswa yang memperoleh nilai <75 sebanyak 2 siswa (6,66%) dan siswa yang memperoleh nilai >75 sebanyak 28 siswa (93,33 %), dengan rata-rata kelas 86,90%. Pada siklus II hasil belajar siswa meningkat dengan presentase ketuntasan 93,33 %. Hal ini berdasarkan kriteria ketuntasan minimum yang telah terpenuhi yaitu 75. Dengan demikian peneliti bisa mengakhiri penelitian, karena hasil belajar siswa sudah sesuai dengan apa yang diharapkan.
Berdasarkan hasil post test siklus II siswa lebih mudah memahami materi pelajaran, hal ini terbukti dengan meningkatnya hasil belajar siswa. Selain itu juga memberikan perbaikan positif dalam diri siswa.Hal ini dibuktikan dengan keaktifan siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran pada mata pelajaran Aqidah Akhlak, misalnya siswa yang semula pasif dalam belajar menjadi lebih aktif serta siswa lebih percaya diri dalam mengerjakan soal. Dengan demikian, penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Talking Stick dapat meningkatkan
hasil belajarAqidah Akhlak siswa kelas VII-4 Babun Najah.

Comments