Allah SWT, Berfirman dalam Al-Quran Surat Al-Ahzab Ayat: 40:
مَا كَانَ مُحَمَّدٌ أَبَا أَحَدٍ مِنْ رِجَالِكُمْ وَلَٰكِنْ رَسُولَ اللَّهِ وَخَاتَمَ النَّبِيِّينَ ۗ وَكَانَ اللَّهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمًا
Artinya: "Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara kamu, tetapi dia adalah Rasulullah dan penutup nabi-nabi. Dan adalah Allah Maha Mengetahui segala sesuatu".
Sebelum saya melanjutkan tulisan ini, yang pertama-tama marilah kita bersyukur kepada Allah SWT, yang telah memberikan kita kesehatan, ketangguhan kebaikan Islam dan masih diberikan kesempatan untuk menghirup udara di dunia ini, dan tak lupa pula Shalawat dan Salam saya sanjung sajikan kepada Baginda Rasulullah SAW, yang telah membawa kita dari alam kebodohan kepada alam yang penuh dengan ilmu pengetahuan, dari alam kegelapan menuju alam terang benderang seperti yang kita rasakan saat ini.
Allah SWT, Firman Allah dalam Al-Quran Surah Al-Anbiya Ayat 107:
وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا رَحْمَةً لِلْعَالَمِينَ
Artinya:"Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam".
Muhammad Rasulullah SAW adalah pembawa rahmat bagi seluruh alam, dalam firman-Nya Allah menekankan bahwa tidaklah Muhammad SAW diutus kedunia ini melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta Alam. Selanjutnya, Allah memuji Rasul-Nya yang datang membawa Al Quran. Diutus-Nya Beliau adalah rahmat bagi alam semesta. Orang-orang mukmin menerima rahmat itu dan mensyukurinya, oleh karenanya mereka membenarkan Beliau, sedangkan selain mereka kufur terhadap nikmat itu dan menggantinya dengan kekafiran serta menolak rahmat tersebut. Wahai Saudaraku seiman baginda Rasulullah diutus kepada kita untuk menjadi rahmat bagi kita dan bagi alam semesta, hendaklah kita yang mengimani firman Allah Ini untuk senantiasa mensyukuri segala nikmat yang telah Allah berikan dan juga menjauhi larangannya.
Ayat rahmat yang sangat agung dan bersifat umum ini telah menjelaskan kepada manusia beberapa hal :
Pertama: Bahwa Allâh Jalla Dzikruhu telah mengutus hamba-Nya dan Rasul-Nya yang mulia Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk menjadi rahmat bagi seluruh alam yang terdiri dari kelompok-kelompok mahluk seperti alam manusia, alam Malaikat, alam Jin, alam hewan. Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam diutus sebagai rahmat bagi mereka semua.
Kedua: Bahwa Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah diciptakan dan disifatkan serta dihiasi pada diri beliau dengan rahmat.
Ketiga: Bahwa Agama yang beliau bawa –Islam- semua ajarannya adalah rahmat bagi jin dan manusia yang terkena taklif (beban) dari Rabbul ‘alamin.
Keempat: Bahwa Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam di utus dan datang kepada manusia dan jin dengan segala kebaikan dunia dan akherat.
Kelima: Bahwa al-Qur’ân yang diturunkan kepada beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjadi rahmat terbesar bagi mereka.
Keenam: Bahwa ayat yang mulia ini menjadi bukti terbesar kenabian dan kerasulan beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam
Dan seterusnya, (Sumber, https://almanhaj.or.id/3868-nabi-muhammad-shallallahu-alaihi-wa-sallam-di-utus-untuk-menjadi-rahmat-bagi-seluruh-alam-1.html).
Saudaraku seiman dan seislam, sebagai ummat Muhammad marilah kita semua mengikuti suri tauladan beliau, yang telah disabdakan kepada kita semua, untuk menuju jalan yang selamat didunia ini Rasululllah telah mengajarkan kita bagaimana harus bertawakkal kepada Allah yang telah menciptakan kita dan alam semesta ini, jika kita ingin selamat dunia akhirat maka kerjakanlah perintah Allah dan jauhi larangannya.
Nabi kita Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah penutup para Nabi. Tidak ada Nabi sesudahnya. Ini telah disepakati oleh kaum muslimin dan merupakan salah satu “aksioma” Islam.
Perhatikan hadits berikut,
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ – رضى الله عنه – أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – قَالَ « إِنَّ
مَثَلِى وَمَثَلَ الأَنْبِيَاءِ مِنْ قَبْلِى كَمَثَلِ رَجُلٍ بَنَى بَيْتًا فَأَحْسَنَهُ وَأَجْمَلَهُ ، إِلاَّ مَوْضِعَ لَبِنَةٍ مِنْ
زَاوِيَةٍ ، فَجَعَلَ النَّاسُ يَطُوفُونَ بِهِ وَيَعْجَبُونَ لَهُ ، وَيَقُولُونَ هَلاَّ وُضِعَتْ هَذِهِ اللَّبِنَةُ قَالَ
فَأَنَا اللَّبِنَةُ ، وَأَنَا خَاتِمُ النَّبِيِّينَ »
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Perumpamaan aku dengan Nabi sebelumku ialah seperti seorang lelaki yang membangun sebuah bangunan kemudian ia memperindah dan mempercantik bangunan tersebut kecuali satu tempat batu bata di salah satu sudutnya. Orang-orang ketika itu mengitarinya, mereka kagum dan berkata, “Amboi, jika batu bata ini diletakkan, akulah batu bata itu dan aku adalah penutup para nabi.” (HR. Bukhari, no. 3535 dan Muslim, no. 2286)
Jadi Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah menguatkan dan menyempurnakan ajaran sebelumnya. (Lihat Fiqh As-Sirah An-Nabawiyah, hlm. 34)
Ibnu Hajar rahimahullah menyatakan hadits di atas itu menunjukkan keutamaan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dari nabi lainnya dan Nabi Muhammad sendiri adalah nabi yang terakhir dan beliaulah yang menjadi penyempurna syari’at. (Fath Al-Bari, 6: 559)
Dalil lainnya yang menunjukkan Nabi Muhammad adalah penutup para nabi yaitu firman Allah,
مَا كَانَ مُحَمَّدٌ أَبَا أَحَدٍ مِنْ رِجَالِكُمْ وَلَكِنْ رَسُولَ اللَّهِ وَخَاتَمَ النَّبِيِّينَ
“Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara kamu, tetapi dia adalah Rasulullah dan penutup nabi-nabi.” (QS. Al-Ahzab: 40)
Dan tidaklah datang orang yang mengaku dirinya sebagai Nabi -sesudah beliau- kecuali mereka adalah dajjal/pendusta.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لَا تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى يُبْعَثَ دَجَّالُونَ كَذَّابُونَ قَرِيبٌ مِنْ ثَلَاثِينَ كُلُّهُمْ يَزْعُمُ أَنَّهُ رَسُولُ اللَّهِ
“Tidak akan terjadi hari kiamat hingga mucul para dajjal/para pendusta, yang berjumlah sekitar 30-an. Mereka semua mengaku sebagai utusan Allah (Rasulullah).” (HR. Muslim, no. 157)
Dari Tsauban radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda,
وَإِنَّهُ سَيَكُونُ فِي أُمَّتِي ثَلَاثُونَ كَذَّابُونَ كُلُّهُمْ يَزْعُمُ أَنَّهُ نَبِيٌّ وَأَنَا خَاتَمُ النَّبِيِّينَ لَا نَبِيَّ بَعْدِي
”Sesungguhnya akan ada pada umatku 30 orang pendusta yang mengaku Nabi. Padahal akulah penutup para nabi, tidak ada nabi lagi sesudahku.” (HR. Abu Daud, no. 4252; Muslim, no. 2889. Syaikh Al-Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih)
Ibnu Raslan rahimahullah menyatakan, “Nabi Muhammad adalah nabi yang terakhir, tidak ada lagi nabi setelah beliau. Turunnya Isa di akhir zaman adalah sebagai pendakwah pada syariat Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Ada ijma’ (sepakat) para ulama akan hal ini. Yang menyelisihi keyakinan ini adalah orang-orang zindiq dan falasifah (ahi filsafat).” (Syarh Sunan Abi Daud li Ibni Ruslan, 16: 674. (Sumber:https://rumaysho.com/16108-faedah-sirah-nabi-nabi-muhammad-penutup-para-nabi.html).
Inilah Tulisan tentang Muhammad adalah Rasulullah dan Penutup Para Nabi, semoga bermanfaat bagi saudara seiman.
Mantapkan
ReplyDelete